Search
Close this search box.
Koleksi busana lelaki kreasi Dwi Iskandar di ajang Indonesia Fashion Week 2013. (sumber: EPA)
Koleksi busana lelaki kreasi Dwi Iskandar di ajang Indonesia Fashion Week 2013. (sumber: EPA)

Ourvoice.or.id- Seiring dengan diluncurkannya grooming line pria oleh Tom Ford, sementara Marc Jacobs juga meluncurkan rangkaian produk kosmetik unisex-nya, tampaknya disadari kini semakin banyak saja kaum lelaki yang mengenakan make-up dan produk kecantikan.

Kesimpulan ini didukung oleh salah sebuah studi terbaru terhadap 1.000 laki-laki yang dilaksanakan di Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Dalam studi ini disimpulkan bahwa pria saat ini merasakan tekanan yang terus meningkat untuk kian “mempercantik” diri mereka.

Studi yang diberi judul “The State of Men” itu digelar oleh sebuah perusahaan marketing, J Walter Thompson. Dalam studi itu, diketahui misalnya bahwa sebanyak 54 persen lelaki mengaku secara berkala menggunakan produk-produk perawatan kulit, seperti pelembab dan krim mata.

“Maskulinitas jelas diterjemahkan ketika ‘lelaki adalah lelaki’, sebagaimana ungkapan lama,” tutur Ann Mack, direktur pengamatan tren di J Walter Thompson.

“(Kini) Konvensi gender menjadi kabur, dan lelaki memformulasikan sebuah ide yang lebih modern tentang apa artinya menjadi seorang laki-laki,” lanjutnya.

“Istilah ‘lelaki yang laki’ kebanyakan digambarkan lewat sebuah kedipan mata dan anggukan muka belakangan ini, meskipun beberapa elemen retro dari maskulinitas tetap bertahan hidup,” tutur Mack pula.

Lebih jauh, berdasarkan studi yang dilakukan ini, sebanyak 33 persen pria mengakui menggunakan produk pengenyah rambut/bulu, sebanyak 9 persen menggunakan foundation, 11 persen mengaku menggunakan bronzer, serta 10 persen di antaranya memakai concealer.

Sementara terkait perawatan “kecantikan”, sebanyak 29 persen dari pria yang disurvei mengakui melakukan menikur (perawatan kuku), 24 persen mengaku sering facial, serta 13 persen di antaranya mengaku kerap membuat janji menjalani waxing alis mata.

Sementara itu, berdasarkan data dari Euromonitor International, konsumen di AS diketahui menghabiskan lebih dari US$5 miliar untuk produk perawatan pria tahun lalu. Angka ini lebih separuh dari jumlah yag dibelanjakan untuk produk perawatan kulit dan kosmetik. Sedangkan pada 1997 lalu, angkanya masih mencapai sekitar US$2,4 miliar.

Data dari RoxyPalace.com bahkan lebih ekstrim, dengan menyebutkan bahwa pria menghabiskan rata-rata US$2.760 per tahun untuk pakaian dan produk perawatan, sementara wanita menghabiskan rata-rata US$3.800 per tahun. Ini artinya selisih antara belanja wanita dan pria hanya sekitar US$80 saja per bulan.

Salah seorang pria partisipan dalam studi J Walter Thompson pun mengakuinya. “Saya mungkin tidak akan sampai mengenakan masker wajah tiap malam, tapi saya jelas membeli lebih banyak produk perawatan daripada sebelumnya,” katanya.

“Saya masih bisa ingat, rak kebersihan ayahku hanya berisikan sepotong sabun dan sebotol Old Spice. Sementara saya punya sekotak penuh produk perawatan,” sambungnya.

Sumber : beritasatu.com