Search
Close this search box.
Kiri-kanan, atas-bawah: Rathaus, Schloss Schönbrunn, Riesenrad, Staatsoper, Stephansdom, Kunsthistorisches Museum, Stephansplatz, Sachertorte, Johann-Strauß-Denkmal, Sezession, Donau City, Hundertwasserhaus
Kiri-kanan, atas-bawah: Rathaus, Schloss Schönbrunn, Riesenrad, Staatsoper, Stephansdom, Kunsthistorisches Museum, Stephansplatz, Sachertorte, Johann-Strauß-Denkmal, Sezession, Donau City, Hundertwasserhaus

Ourvoice.or.id – Kota Wina di Austria tengah mengembangkan strategi baru untuk menarik turis gay dan lesbian. Kalangan ini dinilai menghabiskan uang lebih banyak saat berwisata.

Pemerintah Kota Wina akhir Maret lalu mengeluarkan tinjauan mengenai strategi pariwisata kota tersebut. Mereka berniat menarik gay dan lesbian dengan memfokuskan pada pengembangan pariwisata pada aspek musik, budaya, dan sejarah.

Tinjauan dibuat berdasarkan studi terhadap gay dan lesbi dari luar Kota Wina. Mereka menemukan fakta bahwa turis gay dan lesbian lebih banyak menghabiskan uang saat pelesir dibanding turis lainnya.

“Turis dari kalangan gay adalah turis yang mewah, gemar pergi ke opera, dan menyantap makanan sedap,” kata Clemens Koeltringer, Marketing Analyst Badan Pariwisata Wina, seperti dikutip dari Yahoo, Senin (1/4/2013).

“Wina dikenal sebagai kota yang memiliki budaya dan musik terbaik di dunia, cocok dengan segmen turis gay dan lesbian,” imbuhnya.

Wina bukanlah satu-satunya kota yang menargetkan lebih banyak turis gay dan lesbian. Jerman, Bulgaria, dan Yunani juga mempromosikan pariwisata mereka sebagai destinasi yang ramah terhadap lgbt.

Jerman dengan kampanye VisitBerlin, bekerja sama dengan hotel-hotel di kota tersebut, meluncurkan Pink Pillow Berlin Collection. Ini adalah sebuah jaringan hotel yang didedikasikan untuk turis gay dan lesbian.

Sumber ; okezone.com