Oleh: Jaqline Jeannnette Theresia Hellena Layratu & Polma Parulian Simare Mare*
SuaraKita.org – Di ruang pertemuan Swiss-Belhotel Kalibata, diskusi hangat mengalir selama dua hari berturut-turut dalam rangka pembahasan dan kampanye modul ketenagakerjaan inklusif bagi pekerja ragam gender dan seksual. Kegiatan ini diprakarsai oleh Suara Kita bersama Dewi Nova sebagai langkah konkret dalam menghadirkan ruang kerja yang lebih manusiawi, adil, dan terbuka bagi semua identitas gender dan orientasi seksual.
Acara yang berlangsung pada Rabu, 25 Juni, difokuskan pada pembahasan draft kedua modul pekerja ragam gender dan seksual. Modul ini dirancang sebagai panduan praktis bagi pemberi kerja dan institusi, dengan pendekatan yang menekankan konsep kesejahteraan holistik — mencakup kesehatan mental, sosial, dan ekonomi.

Mengungkap Realitas, Menyusun Harapan
Melalui sesi diskusi interaktif, para peserta dari komunitas ragam gender, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga HAM berbagi realitas getir yang masih dialami banyak transgender, terutama soal akses KTP, jaminan sosial, dan kesempatan kerja yang setara. Modul ini hadir sebagai tanggapan atas diskriminasi berlapis yang dialami kelompok-kelompok rentan tersebut.
“Kita ingin modul ini tidak hanya menjadi dokumen administratif, tetapi pedoman nyata dalam menciptakan ruang kerja yang adil dan produktif,” ujar salah satu penyusun modul.
“Kami ingin rantai kebaikan terus berputar,” kata Ajeng Alka, seorang transpuan dan pemilik Alka Salon, yang mengisahkan bagaimana solidaritas tumbuh dari ruang kecil menjadi jalinan kehidupan bermakna.
Sementara itu, Susan, pemilik Nature Vet, menyampaikan pendekatan inklusif yang ia terapkan di tempat kerjanya: “Binatang tak pernah mempersoalkan siapa yang merawatnya. Semua makhluk berhak diperlakukan dengan kasih sayang.”

Dari Diskusi ke Kampanye Publik
Keesokan harinya, Kamis, 26 Juni, peserta berkumpul kembali untuk mendalami strategi kampanye publik agar gagasan inklusif ini menjangkau para pemangku kepentingan secara lebih luas. Dua narasumber, Veryanto Sitohang dan Eva Sitorus, membagikan pendekatan berkeadilan yang selama ini mereka terapkan dalam dunia kerja.
Para peserta yang terdiri dari GWL-INA, AJI Indonesia, Magdalene, FKWI, serta mahasiswa dan aktivis lainnya, merancang kampanye kreatif yang membidik media sosial, pemberi kerja, dan institusi pendidikan.

Prinsip-Prinsip Dasar yang Ditekankan dalam Modul:
- Kesetaraan: Pengakuan bahwa tidak semua orang memulai dari titik yang sama, sehingga perlakuan harus disesuaikan dengan kebutuhan.
- Keberagaman: Perbedaan identitas dan latar belakang adalah kekayaan, bukan hambatan.
- Inklusivitas: Membangun ruang yang menerima, menghargai, dan memungkinkan semua orang untuk berkontribusi.
Dengan semangat partisipatif dan kolaboratif, kegiatan ini menjadi momentum penting menuju transformasi dunia kerja yang lebih adil dan bermartabat untuk semua.
*Penulis adalah para Mahasiswa dari Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang tengah melakukan program Social Immersion di Suara Kita.