SuaraKita.org – Dengan tagar #InspireInclusion sebagai tema Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day) tahun ini, sudah sejauh mana inklusi di Indonesia diterapkan? Apakah juga sudah mengakomodir kebutuhan Minoritas Gender dan Seksual di Indonesia?
Indonesia sendiri, baru saja menyelesaikan pesta demokrasi pada Februari lalu, di saat tengah menunggu hasil hitung resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), ragam aspirasi dan harapan masih terus disuarakan. Sehingga agenda Hari Perempuan Internasional di Indonesia akan berisikan tentang pemilu seperti aksi Menggeruduk Istana Negara yang akan berlangsung pada Jumat, 8 Maret 2024 bertitik kumpul di Bawaslu RI, JI. MH Thamrin No. 14.
Selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, negara dianggap mengabdi pada pasar, pembangunan dan investasi yang memiskinkan dan mengeksploitasi tenaga kerja sekaligus alam. Selain itu, banyaknya kriminalisasi para aktifis pejuang keadilan, peminggiran hak-hak masyarakat adat dan kelompok rentan berkonsekuensi pada hancurnya demokrasi Indonesia.
DPR pun tidak menjalankan fungsi check and balances sehingga berbagai kebijakan yang justru mempersempit melindungi hak rakyat justru kalah dengan kebijakan yang bertujuan untuk melapangkan investasi dan akumulasi kekayaan. Kemerosotan demokrasi ini telah berdampak pada sulitnya advokasi hak minoritas gender dan seksual dan juga semakin meminggirkan keberadaannya.
Untuk itu, Perempuan Indonesia mengajak kawan-kawan perempuan dan elemen rakyat lainnya untuk aksi bersama di Hari Perempuan Internasional sebagai upaya menjaga prinsip demokrasi, melindungi hak-hak perempuan dan kelompok yang terpinggirkan demi mendorong pemenuhan kesejahteraan dan kesetaraan di Indonesia. (Esa)