SuaraKita.org – Yanti adalah salah satu dari 20 transpuan yang menjadi pendamping pengurusan adminduk dan jaminan sosial bagi transpuan di wilayah Jakarta Timur. Sehari-hari ia bekerja sebagai petugas lapangan di Yayasan Srikandi Sejati, sebuah LSM yang khusus mendampingin komunitas transpuan untuk pencegahan dan penanganan HIV dan AIDS di wilayah DKI Jakarta.
Selama menjadi pendamping adminduk dan jaminan sosial, Yanti memang termasuk yang jarang melaporkan data kerja pendampingannya.
“Tidak apa-apa Mas (Hartoyo -Red.), tidak diganti uang pendampingan juga tidak masalah,” jawab pejuang asal Banjarnegara ini.
Padahal, Perkumpulan Suara Kita memiliki dana kecil untuk biaya operasional pendampingan adminduk dan jaminan sosial bagi komunitas transpuan.
Yanti juga memang bukan tipe yang banyak diskusi dan meminta bantuan selama program hampir 3 tahun berjalan. Biasanya Yanti akan mengontak Hartoyo saat ada masalah pengurusan KTP. Misalnya kemarin, Yanti mengontak untuk membantu seorang transpuan asal kota Medan yang NIK-nya non-aktif sehingga tidak bisa cetak KTP luar domisili di Jakarta.
Yanti begitu mengerti apa yang harus dia lakukan agar transpuan tersebut mendapatkan KTP Jakarta. Tindakan dan pengalaman Yanti ini juga beberapa kali sudah dilakukan oleh focal point lainnya di wilayah lainnya. Ini mungkin berkah dari gerakan adminduk dan jaminan sosial yang kami lakukan selama ini.
Mulai terus bertambahnya individu komunitas dengan kemampuan, kesadaran, inisiatif untuk bergerak membantu sesama komunitasnya. Bahkan tanpa perlu terus didorong atau diperintah, kesadaran tersebut mulai tumbuh dengan sendirinya demi membantu teman-temannya. Ini adalah tingkat pemaknaan spiritualitas dalam yang dimiliki oleh focal point: berempati dan bersolidaritas pada komunitasnya.
Walau sebenarnya, proses birokrasi seperti ini bisa dilakukan oleh Dukcapil Jakarta Timur ke Dukcapil Kota Medan. Yanti tidak perlu meminta bantuan Hartoyo untuk menghubungi pihak Dukcapil Kota Medan.
Bahkan, Dukcapil sendiri sudah memilik sistem komputerisasi secara online pada tingkat nasional. Sehingga idealnya persoalan adminduk warga di manapun berada di wilayah Indonesia bisa dibantu oleh kantor Dukcapil manapun warga berdomisili.
Dalam konteks kelompok transpuan, Suara Kita memiliki akses dan kerjasama dengan pihak Dukcapil di seluruh Indonesia, sehingga proses birokrasi bisa lebih mudah, cukup melalui WhatsApp.
Hartoyo berharap, seandainya ada banyak focal point seperti Yanti atau pendamping komunitas program HIV dapat memberikan perhatian pada akses adminduk dan jaminan sosial (BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja), dampaknya makin banyak komunitas transpuan, HIV terdata dan terlindungi jaminan sosial.
Sehingga setiap individu komunitas sakit atau meninggal dunia, maka tidak akan menyulitkan komunitas maupun keluarga yang ditinggalkan. (Esa)
* Tulisan ini adalah hasil pengembangan tulisan Hartoyo, Koordinator pendampingan adminduk dan jaminan sosial bagi komunitas transpuan di Indonesia.