Search
Close this search box.

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif untuk Kelompok Marginal

SuaraKita.org – Setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, hal ini sudah diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 no 27 (2). Kenyataannya, masih banyak masyarakat yang masih sulit untuk mendapatkan maupun mempertahankan pekerjaan. Teman-teman dari komunitas LGBTQI di Indonesia masih menemui kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan karena identitas mereka. Kelompok LGBTQI mendapat stigma sebagai orang yang tidak normal, pendosa, dan menularkan penyakit. Beberapa stigma ini berubah menjadi diskriminasi yang menjadi landasan bagi perusahaan atau institusi untuk tidak merekrut orang-orang dari komunitas.

Untuk mengatasi hal ini, beberapa berusaha untuk menutupi identitas maupun ekspresi gender mereka saat melamar pekerjaan. Cara lain yang mereka lakukan adalah dengan berperilaku “straight act” supaya terlihat normal dan bisa berbaur dengan karyawan lainnya. Keputusan untuk menutupi kondisi diri juga dilakukan oleh teman-teman ODHIV (Orang-orang dengan HIV). Teman-teman ODHIV juga mendapat stigma dari masyarakat karena dianggap melakukan Tindakan tidak bermoral yang membuat mereka tertular virus HIV.

Sayangnya cara-cara ini sulit dilakukan oleh teman-teman Transgender. Identitas mereka yang sangat mudah dikenali membuat akses-akses pekerjaan formal menjadi terbatas, meskipun mereka memiliki kemampuan untuk mendaftar. Kondisi ini membuat teman-teman Transgender seperti Transpuan hanya bisa bekerja di sektor terbatas seperti sektor kecantikan dan hiburan.

Lingkungan Kerja yang Inklusif untuk Semua

Di tahun 2021, Perkumpulan Suara Kita memulai kampanye untuk membangun lingkungan kerja yang inklusif untuk komunitas LGBTQI. Lingkungan kerja yang inklusif memungkinkan semua orang, mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi di tempat kerja. Lingkungan kerja yang baik juga harus bebas dari diskriminasi terhadap seluruh karyawannya. Tidak boleh ada stigma, perundungan, maupun perilaku tidak menyenangkan lainnya terhadap seluruh karyawan.

Beberapa perusahaan maupun institusi sudah mulai untuk membangun lingkungan kerja yang inklusif. Mereka juga memiliki peraturan tertulis tentang kode etik yang mengatur perilaku karyawan. Namun, belum cukup banyak perusahaan yang melakukannya. Perkumpulan Suara Kita mengajak beberapa perusahaan maupun institusi untuk menggali praktik-praktik baik yang mereka lakukan untuk membangun lingkungan kerja yang inklusif.

Partisipasi Kelompok LGBTQI di Dunia Kerja

Perkumpulan Suara Kita yakin bahwa teman-teman LGBTQI memiliki hak yang sama dengan orang lain untuk berpartisipasi. Partisipasi penting untuk menentukan arah kegiatan sebuah perusahaan dan produk atau jasa yang dihasilkan. Produk atau jasa akan menguntungkan konsumen jika mampu memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya partisipasi komunitas LGBTQI di dunia kerja. Berikut adalah hasil bincang santai kami Bersama beberapa perusahaan.

Perkumpulan Suara Kita berbincang dengan Transit Bookstore. Transit adalah sebuah toko buku independen yang menjual buku-buku yang telah dikurasi oleh pemiliknya. Di tahun 2020, Transit menjual buku dengan tema queer. Mereka menyatakan buku-buku dengan tema queer sangat diminati oleh konsumen. Awalnya mereka sempat ragu untuk menjual buku dengan tema queer, karena kedua pemiliknya adalah cisgender heteroseksual. Pemilik Transit mengatakan mereka khawatir akan terjadi bias saat melakukan kurasi. Mereka ingin menghadirkan buku-buku dengan tema queer kepada konsumennya, namun, mereka tidak ingin menghadirkan buku-buku yang tidak merepresentasikan komunitas LGBTQI. Di titik ini Transit menyebutkan pentingnya partisipasi teman-teman LGBTQI, supaya dapat menghadirkan buku-buku berkualitas kepada konsumen.

Pentingnya partisipasi juga disepakati oleh perwakilan Project Multatuli. Sebagai media yang memiliki tujuan mengangkat isu-isu yang sengaja dipinggirkan, suara dari komunitas LGBTQI menjadi salah satu fokus liputan mereka. Liputan tentang komunitas LGBTQI yang baik harus dibuat oleh jurnalis yang memiliki pemahaman yang baik tentang komunitas maupun mereka yang berasal dari komunitas. Project Multatuli berharap kedepannya akan lebih banyak liputan-liputan bertema LGBTQI yang mereka tampilkan.

Beberapa perusahaan seperti Fortune Law Firm dan Petrichor Digital Agency menyatakan mereka menerima seluruh orang termasuk teman-teman komunitas LGBTQI untuk bergabung dan bekerja di tempat mereka. Kedua perusahaan ini memiliki prinsip bahwa setiap orang memiliki potensi masing-masing untuk memajukan perusahaan. Fortune dan Petrichor mengedepankan profesionalitas dan menghormati keberagaman identitas seluruh karyawannya.

Media Mojok menyebutkan partisipasi teman-teman komunitas LGBTQI justru dapat meningkatkan performa perusahaan. Mojok sebagai media alternatif yang menjadi tempat bagi penulis maupun pembacanya mengaku kekurangan tulisan-tulisan dengan tema LGBTQI. Tulisan-tulisan yang mereka tampilkan biasanya membahas isu-isu yang sedang populer di masyarakat. Sayangnya, tidak banyak tulisan yang mengangkat suara LGBTQI di website mereka. Mereka yakin bahwa tulisan-tulisan dengan tema LGBTQI dapat menjadi narasi alternatif dan memberikan perspektif baru terhadap isu ini.

Perusahaan Si Jago Bersih yang berada di bawah PT Dwira Perdana tertarik untuk lebih memahami dan menerapkan lingkungan kerja yang inklusif. Di lingkungan kerja mereka ada beberapa orang yang memiliki ekspresi gender yang berbeda. Mereka mengatakan tidak ada masalah dan justru memberi apresiasi terhadap kinerja mereka. Sebagai perusahaan yang terus berkembang, mereka ingin mengadopsi nilai-nilai yang dapat menguntungkan perusahaan dan karyawan maupun klien-klien mereka untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.

Semua perusahaan sepakat untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Mereka percaya bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan lingkungan kerja yang baik, dan ini dapat diwujudkan dengan kolaborasi multi-sektor. Perkumpulan Suara Kita akan terus berkampanye dan mendampingi teman-teman untuk mewujudkan lingkungan kerja yang inklusif dan bebas dari diskriminasi. (R.A.W – IGK)