SuaraKita.org – DTAC, operator seluler terbesar ketiga di Thailand, baru saja memperkenalkan serangkaian kebijakan ramah LGBT baru, termasuk cuti orang tua, cuti pernikahan, dan cuti medis untuk operasi penyesuaian jenis kelamin.
“Kami tidak menoleransi diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, orientasi seksual, usia, suku, agama. Ini telah lama menjadi bagian dari kode etik kami,” kata Nardrerdee Ar-harnwongse, CEO DTAC.
Jumlah manfaat inklusif baru untuk cuti pernikahan hingga enam hari dan tunjangan sebesar 5.000 Bath; cuti medis untuk operasi penyesuaian jenis kelamin hingga 30 hari per tahun; cuti orang tua hingga tujuh hari untuk karyawan LGBT yang mengadopsi anak di bawah usia satu tahun; dan cuti pemakaman hingga 15 hari per tahun dan tunjangan 10.000 Bath untuk kematian anggota keluarga.
Manfaat saat ini ditawarkan kepada pasangan yang menikah secara sah dan akan diperluas ke pasangan sesama jenis yang dapat menunjukkan bahwa mereka adalah pasangan dalam hubungan berkomitmen dalam satu rumah tangga, menurut DTAC.
Banyak anggota komunitas LGBT di Thailand menyetujui kebijakan baru perusahaan tersebut.
“Terima kasih telah mendukung orang-orang LGBT. Inilah cara kami dengan bangga mengakhiri bulan kebanggaan,” tulis Nishaa Nishkul di Facebook. “Jika saya adalah karyawan DTAC, saya ingin mengambil cuti menikah!”
“Kami tidak membutuhkan bendera pelangi, tetapi kami menginginkan manfaat yang setara dengan orang heteroseksual yang berhak menikah, diakui dan dirangkul sebagai pribadi,” kata Perry Meesad, seorang transman yang tinggal di Bangkok.
Kesetaraan pernikahan untuk pasangan sesama jenis masih belum diakui secara hukum di Thailand. RUU Kemitraan Sipil, yang disahkan oleh kabinet pada Juli tahun lalu, untuk pertama kalinya akan mengizinkan pasangan sesama jenis untuk mendaftarkan pernikahan mereka, tetapi hanya sebagai “rekan” daripada pasangan. Namun, RUU tersebut saat ini dalam ketidakpastian karena pemerintah telah meminta sponsor untuk meninjau kontennya dan mempertanyakan kebutuhannya. (R.A.W)
Sumber: