(Foto: AFP / Philip FONG)
SuaraKita.org – Aktivis hak LGBT menuduh anggota parlemen yang berkuasa di Jepang melanggar semangat Olimpiade dengan pernyataan homofobia yang termasuk mengatakan hubungan sesama jenis “menolak pelestarian spesies”.
Komentar – yang dibuat selama diskusi tentang RUU anti-diskriminasi baru – telah memicu reaksi ketika Jepang bersiap untuk menjadi tuan rumah Olimpiade yang tertunda akibat pandemi Covid-19.
Kazuo Yana dari Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa mengatakan dalam pertemuan pada Kamis (20 Mei) bahwa hubungan lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) “menolak pelestarian spesies, yang seharusnya terjadi secara biologis”, harian Asahi Shimbun melaporkan.
Rekan anggota LDP Eriko Yamatani juga mengecam atlet transgender pada pertemuan tertutup tersebut, menurut Jiji Press.
“Beberapa orang berpendapat bahwa mereka berbadan lelaki tetapi perempuan. Oleh karena itu, mereka harus diperbolehkan menggunakan toilet perempuan. Atau mereka ikut olahraga perempuan dan memenangkan medali. Sejumlah hal konyol terjadi,” ujarnya.
Penyiar TBS dan media Jepang lainnya juga mengutip seorang anggota parlemen yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa seksualitas LGBT “tidak dapat diterima secara moral”.
Pride House Tokyo – pusat komunitas yang secara resmi diakui sebagai bagian dari program Olimpiade – mengkritik pernyataan itu dalam pernyataan bersama Sabtu dengan kelompok kampanye yang berbasis di Amerika, Athlete Ally.
“Komentar ini, jika benar, melanggar semangat Olimpiade dan Paralimpiade yang diharapkan Tokyo menjadi tuan rumah,” kata mereka.
“Bagaimana atlet benar-benar merasa aman bermain di negara di mana anggota partai yang berkuasa membuat pernyataan diskriminatif seperti itu?” tambah direktur Pride House Tokyo Gon Matsunaka.
Kelompok hak asasi Jepang lainnya yang mendukung RUU baru itu menyebut pernyataan yang itu “sangat disesalkan”.
Piagam Olimpiade menyatakan bahwa “setiap individu harus memiliki kemungkinan untuk berlatih olahraga, tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun”.
Ketua panitia penyelenggara Tokyo 2020 Seiko Hashimoto – ditunjuk pada Februari setelah pendahulunya dipaksa mengundurkan diri karena komentar seksis – telah mendorong kesetaraan gender yang lebih besar di Olimpiade.
Pride House Tokyo membuka ruang pertemuan permanen dan pusat informasi di pusat Tokyo pada bulan Oktober. (R.A.W)
Sumber: