Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Facebook mendapat kecaman dari para aktivis LGBT di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) karena kurangnya respons platform terkait peningkatan ujaran kebencian online dan kekerasan homofobik.

Aktivis LGBT melaporkan lonjakan pesan mengerikan yang diposting di Facebook mendorong orang untuk menargetkan dan membunuh anggota komunitas LGBT. Ada sebuah unggahan yang jika diterjemahkan menjadi, “Jika Anda pikir itu hak Anda untuk bertindak atas dasar sodomi / homoseksualitas, maka itu adalah hak saya untuk melempar Anda dari atap.”

Di Facebook, dilaporkan ada peningkatan retorika anti-LGBT, seperti ilustrasi kekerasan yang menggambarkan orang-orang LGBT yang menjadi sasaran tindakan berbahaya. Namun, platform sosial tersebut dilaporkan menanggapi aktivis MENA LGBT dengan menyatakan bahwa unggahan tersebut “tidak bertentangan dengan standar komunitas kami, termasuk ujaran kebencian.”

Salah satu pendiri Asosiasi ANKH yang berbasis di Perancis untuk hak-hak minoritas, Nicolas Gilles, berbicara tentang kematian Sarah Hegazy, yang terpaksa melarikan diri dari Mesir setelah dituduh “mempromosikan penyimpangan seksual”. Dia berkata, “Komunitas LGBT sekarang di dunia Arab sedang … menyaksikan pelecehan dan penindasan dan semua orang mengatakan mereka bisa menjadi Sarah Hegazy berikutnya dan kami tidak menginginkan itu.”

22 aktivis LGBT menulis surat terbuka ke Facebook yang menuntut tindakan lebih lanjut untuk menghentikan retorika kekerasan ini. Direktur eksekutif ATYAF Collective yang berbasis di Maroko, Adam Muhammed, menyatakan, “Di Amerika Serikat dan Eropa, tidak ada ruang untuk menyebarkan ujaran kebencian terhadap orientasi seksual, ras, agama, sekte atau kelompok sosial lainnya. Kami mengirim surat ke Facebook yang meminta manajemennya untuk menerapkan kebijakan yang sama disini seperti yang digunakan di negara lain. “

Surat terbuka itu berbunyi, “Meskipun komunitas MENA LGBT telah melaporkan ribuan posting ujaran kebencian di Arab … sebagian besar laporan ini ditolak karena kontennya ‘tidak bertentangan dengan standar komunitas Facebook.’ Ini karena lemahnya implementasi kebijakan ujaran kebencian anti-LGBT yang efektif di wilayah kami, yang membuat platform ini tidak aman untuk minoritas seksual. ” 

Menanggapi surat terbuka, Facebook mengatakan, “Kami tahu kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di sini dan kami akan terus bekerja sama dengan anggota komunitas LGBT di Timur Tengah dan Afrika Utara untuk mengembangkan alat, teknologi, dan kebijakan kami “

Perusahaan-perusahaan besar, seperti Starbucks, Ford, Coca-Cola, Honda, dan Verizon, dan banyak lainnya, telah menarik iklan mereka dari Facebook untuk memprotes kurangnya respons platform dalam menangani ujaran kebencian online. Ini adalah bagian dari Kampanye Stop Hate for Profit yang diselenggarakan oleh beberapa kelompok hak asasi manusia, termasuk Anti-Defamation League, NAACP, Free Press, dan Color of Change.

Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg , menanggapi boikot dengan menggunakan “label peringatan” pada unggahan. Namun, platform ini tidak akan mencegah pengguna memposting ujaran kebencian karena itu akan menghentikan orang lain untuk mengecamnya, yang menurut perusahaan “adalah bagian penting dari cara kami membahas apa yang dapat diterima di masyarakat kami.” (R.A.W)

Sumber:

GCN