SuaraKita.org – Seorang politisi gay Cuba telah memulai kampanye untuk kesetaraan pernikahan tanpa harus mengadakan referendum.
Saat ini, Cuba tidak mengizinkan pernikahan sesama jenis. Namun, mereka sedang meninjau hukum keluarga selama dua tahun ke depan, tinjauan tersebut akan menempatkan perubahan itu, kemungkinan termasuk pernikahan sesama jenis, ke referendum.
Politisi dan juru kampanye hak LGBT Luis Ángel Adán Roble memperingatkan bahwa referendum akan mengekspos komunitas LGBT terhadap diskriminasi.
Karena itu ia ingin politisi dan masyarakat mendiskusikan kesetaraan pernikahan. Namun dia mengatakan keputusan itu harus berada di parlemen negara itu.
Dalam unggahannya di Facebook, dia meminta setidaknya 50 ribu warga Cuba untuk menandatangani petisi. Ia meminta Cuba untuk berkonsultasi dengan publik tentang hukum keluarga baru dan kemudian mengajukannya ke Majelis Nasional untuk memutuskan.
Selain itu, dia mengatakan konsultasi publik harus mencari orang yang mendukung kesetaraan pernikahan, daripada hanya mencari ‘argumen dan opini negatif’.
Petisinya meminta Majelis Nasional Kekuatan Rakyat Republik Cuba dan Dewan Pemilihan Nasional untuk menyetujui perubahannya.
Permohonannya tiba hanya beberapa hari setelah negara terdekat Costa Rica mulai menikahkan pasangan sesama jenis untuk pertama kalinya.
Kebanyakan orang Cuba mendukung kesetaraan pernikahan
Jika Luis tidak berhasil, ahli hukum Cuba akan memasukkan hukum keluarga baru ke Majelis Nasional pada Maret 2021. Cuba kemudian akan berkonsultasi dengan publik dan meratifikasi hukum tersebut pada bulan Desember tahun itu. Hanya setelah itu referendum final akan berlangsung.
Luis juga meminta kedutaan besar Inggris, Jerman, Swedia, Belgia dan Belanda untuk menjadi ‘pengamat internasional’ dari proses tersebut.
Ini merupakan perjalanan panjang untuk kesetaraan pernikahan di Cuba. Negara kepulauan itu pertama kali mengusulkan serikat sipil pada 2007. Namun, itu belum maju meskipun mendapat dukungan dari Mariela Castro Espin.
Mariela Castro Espin – putri mantan Presiden Raul Castro dan keponakan revolusioner Cuba dan mantan Presiden Fidel Castro – juga merupakan pendukung utama kesetaraan pernikahan.
Apalagi dia tidak sendiri. Presiden saat ini Miguel Díaz-Canel juga mendukung kesetaraan pernikahan .
Sebuah polling 2019 mengklaim 63% orang Cuba mendukung legalisasi kesetaraan pernikahan, sementara 37% menentang.
Namun, Gereja Katolik Cuba telah berjuang melawan kesetaraan pernikahan
Sementara polling menunjukkan komunitas LGBT akan memenangkan akses ke pernikahan dalam referendum, plebisit seperti itu telah membangkitkan homofobia di masa lalu. Itu jelas merupakan kasus yang sama dalam pemungutan suara via pos di Australia tentang masalah ini, serta dalam referendum Taiwan dan Irlandia.
Masa lalu tragis LGBT Cuba
Hari ini, LGBT Cuba telah mendapatkan beberapa hak dan perlindungan. Ini termasuk hak untuk mengubah gender, usia persetujuan yang setara dan undang-undang anti-diskriminasi.
Namun, tidak selalu seperti itu.
Setelah Fidel Castro berkuasa pada tahun 1959, ia mengirim 25.000 lelaki gay yang dianggap tidak layak untuk dinas militer ke kamp-kamp kerja paksa. Dia kemudian meminta maaf pada 2010 karena mengirim lelaki gay tersebut ke kamp kerja paksa.
Sampai tahun 1993, pemerintah Cuba mengkarantina orang dengan HIV dan AIDS di sanitaria yang dikelola pemerintah. (R.A.W)
Sumber: