Search
Close this search box.

Harriet Kisah Nyata Tokoh Perempuan Kulit Hitam Amerika

Oleh: Hartoyo, Direktur Perkumpulan SuaraKita

SuaraKita.org – Film Harriet kisah nyata tokoh perempuan kulit hitam di Amerika yang menjadi budak. Dia salah satu perempuan yang ditulis dalam sejarah Amerika. 

Harriet, nama baru setelah dia melarikan diri dan berjuang menjadi manusia bebas. Kebebasannya tidak dia nikmati sendiri, kemudian dia berjuang membantu budak-budak yang lain untuk bisa bebas juga. 

Harriet seorang perempuan budak yang buta huruf tapi keberaniannya luar biasa untuk kaumnya. Lebih dari 750 orang budak kulit hitam dia bantu bebaskan. Bahkan sampai menggunakan senjata melawan monster-monster budak berkulit putih. 

Ada kalimat yang kuat sekali menurutku; “Aku akan hancurkan para monster-monster perbudakan itu”. 

Kalau yang bekerja di LSM atau pendampingan kasus-kasus kekerasan. Film ini pasti sangat berhubungan sekali dengan pekerjaan Anda. Mulai menyediakan rumah aman bagi para korban, mencatat kronologis, membantu pemindahan para korban, mencarikan pekerjaan, dan membangun jaringan/solidaritas. 

Saat nonton film ini, aku jadi berpikir pelaku-pelaku perbudakan dalam film ini persis dengan para bigot homofobik di Indonesia. 

Menggunakan dalil agama untuk mencengkram kehidupan manusia lainnya. Merasa punya ototitas atas tubuh orang lain. Kemudian bersatu membuat kebijakan yang akan mengkriminalkan LGBT atau merehabilitasi, misalnya dalam RUU Ketahanan Keluarga. Atas nama moral dirinya atau kelompoknya. 

Dalam film ini, para bigot kulit putih juga membuat kebijakan yang akan menghukum berat kepada para budak yang kabur. Meneror, bahkan sampai membunuh. Persis sekali polanya dari dulu sampai sekarang, walau beda objek yang dikontrol. 

Memang para bigot-bigot dalam isu apapun, harus dilawan dan harus dihancurkan. Karena tak bisa berharap kebaikan dari para monster-monster yang super bigot atas belas kasihan/hadiah. Termasuk tak bisa berharap keadilan dari institusi agama, karena sering bersikap mendua.

Mereka para bigot baik karena kepentingan ekonomi, sosial, politik, budaya maupun agama, harus dilawan dan dihancurkan. Melalui kaki, tangan, tubuh, pikiran, dan semangat dari para korban sendiri!

Karena itulah cara sehormat-hormatnya untuk menjadikan diriku, dirimu, dan diri kita bermartabat! Soal hidup atau mati, itu cuma proses yang pasti akan kita lalui.