Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Kementerian Kesehatan Zimbabwe telah menyetujui panduan pelatihan untuk digunakan oleh semua staf dalam memperlakukan kaum gay dan pekerja seks di lembaga-lembaga kesehatan negara.

Gay, pekerja seks dan pengguna narkoba di masa lalu mengeluh karena stereotip negatif yang kerap menempel pada mereka, sesuatu membuat banyak dari mereka menghindar dari lembaga-lembaga kesehatan masyarakat karena takut diperlakukan dengan salah.

Beberapa pengguna narkoba dan kaum gay telah menghindari lembaga-lembaga publik karena takut dijebak dalam penangkapan polisi melalui aduan yang dilakukan oleh staf kesehatan.

Namun, Kementerian Kesehatan bulan lalu merilis sebuah buku panduan pelatihan setebal 68 halaman yang berusaha untuk mendidik dan melengkapi penyedia layanan kesehatan di semua pusat kesehatan dengan alat yang diperlukan untuk menangani kelompok tersebut.

“Program ini adalah untuk mendidik dan melengkapi penyedia layanan kesehatan di Zimbabwe dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memungkinkan mereka menyediakan layanan kesehatan yang mendukung dan secara memadai memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan untuk pekerja seks, lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki, transgender dan non-gender serta  orang-orang yang menyuntikkan dan menggunakan obat-obatan, ” demikian kutipan dari buku panduan.

Menurut buku panduan, setiap pasien memiliki hak untuk perawatan kesehatan dan diperlakukan secara manusiawi.

“Tidak ada tempat dalam kebijakan atau hukum yang menyatakan bahwa; adalah ilegal untuk memberikan layanan kesehatan kepada anggota kelompok populasi kunci, termasuk pekerja seks, pengguna dan pecandu narkoba, transgender, gay dan lesbian.

“Ini berarti bahwa setiap penyedia layanan bertugas untuk memberikan anggota populasi kunci  perawatan dan perlakuan yang sama dengan pasien lain.

“Fakta bahwa kerja seks, penggunaan narkoba dan beberapa tindakan seksual dianggap ilegal di Zimbabwe dapat menciptakan berbagai situasi yang secara negatif memengaruhi anggota populasi kunci lebih dari populasi umum.

“Hal ini dapat merongrong pencegahan HIV untuk seluruh bangsa dengan mempengaruhi akses orang-orang ini terhadap perawatan kesehatan,” tulis panduan tersebut.

Penyedia layanan kesehatan akan diminta untuk menggunakan bahasa yang tepat ketika merawat atau mewawancarai pasien dari populasi kunci atas penyakit mereka.

“Mulailah dengan membangun hubungan dan kepercayaan dengan klien. Ingatkan klien bahwa informasi yang mereka bagikan akan dirahasiakan. Klien memiliki hak untuk mengetahui apakah apa yang mereka ungkapkan akan didokumentasikan dan bagaimana informasi itu akan digunakan.

“Ingat untuk menggunakan pendekatan yang tidak menghakimi dan non-konfrontatif ketika mendiskusikan penggunaan narkoba dengan klien.”

Rilis panduan pelatihan yang juga akan digunakan dalam pelatihan mahasiswa layanan kesehatan muncul pada saat pemerintah Zanu PF (partai berkuasa Zimbabwe)  menghangat terhadap kaum gay sementara pekerja seks tidak lagi ditangkap atau dilecehkan oleh polisi.

Tindakan ini mengikuti keputusan pengadilan beberapa tahun yang lalu yang menentang penangkapan pekerja seks tanpa pandang bulu oleh polisi.

Bulan lalu, Victor Matemadanda, sekretaris jenderal asosiasi veteran perang bertemu dengan para pejabat dari Gays and Lesbians Association of Zimbabwe (GALZ) sebagai tanda-tanda pemerintahan yang dipimpin  Zanu PF siap untuk membuang sikap anti-gaynya.

Selama di bawah pemerintahan Presiden Robert Mugabe, polisi dan agen keamanan negara lainnya biasanya terus-menerus memburu dan menahan para gay. (R.A.W)

Sumber:

newsday ZW