Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Dalam langkah yang sesuai dengan era inklusif yang sedang berjalan, Boy Scouts of America menghapus kata “boy” dari nama programnya untuk menyambut pandu muda tanpa memandang jenis kelamin mereka.

“Ketika kami memasuki era baru untuk organisasi kami, penting bahwa semua remaja dapat melihat diri mereka dalam kepanduan dengan segala cara yang mungkin dilakukan,” kata Chief Scout Executive Mike Surbaugh.

Mike Surbaugh juga meluncurkan program baru organisasi yaitu ‘Scout me in’ , yang juga bertujuan untuk mempromosikan inklusivitas dalam organisasi.

“Itulah mengapa penting bahwa nama untuk program kepanduan kami untuk remaja yang lebih tua tetap konsisten dengan pendekatan nama tunggal yang digunakan,” tambahnya.

Pada tahun 2017, organisasi ini diminta untuk membuka program mereka untuk anak perempuan setelah seorang anak transgender diterima untuk pertama kalinya.

Organisasi induk tetap memakai nama Boys Scouts of America, atau disingkat BSA. Namun, Boys Scouts, yang diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia 10 hingga 17 tahun, akan dikenal sebagai Scouts BSA  mulai Februari 2019 dan seterusnya.

Menurut Associated Press, ribuan anak perempuan telah bergabung dalam program netral gender BSA untuk anak-anak berusia antara 7 dan 10 tahun yakni Cub Scouts.

Organisasi tersebut telah mengambil beberapa langkah untuk menjadi bentuk yang lebih netral dan inklusif karena telah mencabut larangannya pada pemimpin gay pada tahun 2015.

Pada bulan Januari 2017, organisasi kepanduan ini membuka pintu bagi para individu transgender, dengan mengumumkan akan mendaftarkan dan menerima anak-anak dan remaja  transgender dalam program mereka.

Hal ini terjadi setelah mereka melarang Joe Maldonado yang berusia delapan tahun, seorang anak transgender, untuk bergabung. Sampai di titik tersebut, calon anggota yang diterima hanya berdasarkan jenis kelamin yang tertulis pada akte kelahiran mereka.

Di tengah tekanan yang memuncak dari orang tua Joe Maldonado dan aktivis , BSA memperluas kebijakannya untuk memungkinkan calon anggota transgender dapat bergabung dengan kepanduan. Keputusan ini menyebabkan beberapa organisasi menyerukan agar para perempuan diterima juga.

“Kami tentu saja berkomitmen untuk menemukan opsi program yang berfungsi untuk seluruh keluarga – ini adalah area yang kami terus evaluasi,” kata direktur komunikasi Boy Scouts of America, Effie Delimarkos pada saat itu.

“Tetapi kami juga merasa bahwa manfaat dari program gender tunggal adalah prioritas yang penting.”

Organisasi itu tampaknya mengalami perubahan 360 derajat pada kebijakan gendernya pada 2017 ketika mulai menerima semua anak ke dalam program kepanduan.

“Cub Scouts sangat menyenangkan, dan sekarang ini tersedia untuk semua anak,” kata direktur pemasaran BSA Stephen Medlicott.

Anak perempuan  yang direkrut siap untuk bergabung dengan jajaran kepanduan pada musim panas ini. Menurut Mike Surbaugh, 3.000 anak perempuan telah terdaftar dalam BSA’s Early Adopter Program.

Girls Scouts of America, yang tidak terkait dengani BSA, mencoba untuk menjaga Boy Scouts agar tidak merekrut anak perempuan.

“Pengalaman kami diciptakan untuk dan bersama anak-anak perempuan,” kata Girl Scouts’ Chief Girl and Family Engagement Officer, Andrea Bastiani Archibald. “Saya pikir itu penting ketika kita mempertimbangkan apa yang menarik bagi mereka dan apa yang paling menguntungkan mereka.”

Kedua organisasi kepanduan ini telah menurun popularitasnya. Boys Scouts of America telah kehilangan sekitar 300.000 anggota dalam lima tahun terakhir, dari 2,6 juta anggota pada 2013 menjadi 2,3 juta anggota tahun ini. Sedangkan Girl Scouts of America terhitung memiliki 1,8 juta anggota dan menggunakan Linkedin untuk melibatkan jaringan organisasi alumni. (LSC)

 

Sumber:

pinknews