Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Diskriminasi LGBT marak di Malaysia, tapi tidak menjadi lebih menggelikan daripada sebuah artikel yang memberi tahu pembaca bagaimana cara menemukannya. Surat kabar berbahasa Melayu Malaysia, Sinar Harian, menuai kritik karena menerbitkan daftar petunjuk bagaimana menemukan atau mencirikan seorang gay.

Menurut sebuah video oleh YouTuber asal Malaysia Arwind Kumar, daftar petunjuk yang diterbitkan oleh koran tersebut menyebutkan bahwa lelaki gay suka memakai pakaian ketat “untuk memamerkan six pack,” memelihara kumis dan janggut dan suka memakai pakaian bermerek. Adapun ciri-ciri yang mengidentifikasi lesbian, mereka dikatakan suka menyendiri, meremehkan lelaki dan suka “berjalan-jalan dengan saling berpelukan dan berpegangan tangan” dengan sesama perempuan.

“Saya kenal banyak pendeta, saya kenal banyak ustad, saya tahu banyak orang yang benar-benar religius yang suka memanjangkan janggut … apakah Anda mencoba mengatakan bahwa mereka gay?” Tanya Arwind Kumar, yang mengunggah video di Facebook mengkritik artikel surat kabar tersebut.

Arwind Kumar mengatakan bahwa jika benar-benar ingin mendidik masyarakat, maka jelaskan kepada mereka sifat pedofil, penganiaya, pembunuh, penculik. Karena orang-orang seperti itu yang benar-benar membahayakan kehidupan orang lain, bukannya tentang individu gay yang dianggap dapat membahayakan hidup.  “Dengan sebuah artikel seperti ini, Anda hanya akan menyebabkan hilangnya sebuah nyawa” kata Arwind Kumar.

Homoseksualitas ilegal di Malaysia, dan negara ini masih mempertahankan hukum sodomi zaman kolonial yang melarang tindakan seksual yang mereka anggap “bertentangan dengan tatanan alam.” Human Rights Watch menyatakan bahwa diskriminasi LGBT di negara ini “telah sampai ke tingkat pemerintahan tertinggi.”

Film Disney, Beauty and the Beast, yang menampilkan karakter LGBT, awalnya dilarang untuk diputar di Malaysia, namun kemudian disetujui dengan “sedikit pengeditan tentang momen gay dalam film” oleh badan sensor negara. Tahun lalu, otoritas kesehatan Malaysia mengadakan sebuah kompetisi tentang bagaimana “mencegah” homoseksualitas dan transgenderisme. Pada 2015, pengadilan tertinggi Malaysia menegakkan sebuah keputusan yang melarang cross-dressing.

Indonesia, tetangga dekat Malaysia, negara dengan populasi Muslim terbesar, berada di puncak revisi KUHPnya untuk memberlakukan pembatasan hubungan sesama jenis dan seks konsensual antara lelaki dan perempuan di luar nikah. (R.A.W)

Sumber:

Reuters

Mashable