Search
Close this search box.
Vitaly Kadnichansky, dok: Kharkiv Human Rights Protection Group

SuaraKita.org – Seorang warga Ukraina berusia 28 tahun dari Kharkiv telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena serangan rasis dan homofobia terhadap enam orang dan pembunuhan seorang lelaki lainnya. Kasus ini merupakan preseden penting karena fakta bahwa penuntut jelas-jelas telah mengidentifikasi rasisme dan homofobia sebagai motif Vitaly Kadnichansky menentukan korbannya, menurut Kharkiv Human Rights Protection Group (KHPG). Kasus ini juga mendapat perhatian karena usaha Oleh Lyashko, pemimpin Partai Radikal, untuk meminta lelaki tersebut masuk dalam daftar “tahanan politik” pada tahun 2015, dan dibebaskan.

Vitaly Kadnichansky ditangkap pada Mei 2012 setelah dua serangan kekerasan pada mahasiswa Nigeria di Kharkiv, dengan beberapa tuduhan lain ditambahkan kemudian. Dia dilaporkan telah mengakui melakukan serangan tersebut, meski kemudian mencabut pengakuannya dan membantah semua tuduhan.

Majelis hakim di Pengadilan Distrik Dzherzhynsky di Kharkiv pada tanggal 5 Februari lalu menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan pembunuhan, percobaan pembunuhan, dan kepemilikan bahan peledak.

Dia juga diperintahkan untuk membayar 6.000 Hryvnia Ukraina atau sekitar 3 Juta Rupiah lebih untuk masing-masing korban, serta 18.000 Hryvnia Ukraina untuk biaya pengadilan. Tim pembela bermaksud mengajukan banding atas putusan tersebut.

Vitaly Kadnichansky didakwa dengan enam serangan, terutama pada warga negara asing (dari Afrika atau Asia), dan juga pembunuhan warga Ukraina, Vyacheslav Sychov. Vitaly Kadnichansky rupanya telah mengakui perbuatannya pada kesempatan terpisah.

Sejumlah orang dibebaskan dalam amnesti pada tahun 2014 setelah berakhirnya kepresidenan Viktor Yanukovych secara tiba-tiba. Beberapa, tapi tidak semua, adalah tahanan politik atau orang-orang yang dihukum dan dipenjara karena peraturan Viktor Yanukovych. Saran pada tahun 2015 bahwa Vitaly Kadnichansky harus dibebaskan sebagai ‘tahanan politik’ untungnya ditolak.

Vitaly Kadnichansky dinyatakan bersalah melakukan kejahatan berat, sementara motifnya tidak pernah diperdebatkan. Seringkali sulit untuk mendapatkan penuntutan yang diluncurkan atas dasar xenofobia, sementara peradilan Ukraina diketahui tidak punya banyak pengalaman dalam menangani kejahatan homofobia. Alasannya termasuk sulitnya membuktikan maksud yang diminta oleh Pasal 161 KUHP dan keengganan untuk “merusak” statistik dengan kasus semacam itu. Di antara konsekuensi negatif dari situasi tersebut salah satunya adalah bahwa warga negara asing yang menjadi sasaran serangan rasis tersebut entah takut melaporkannya atau tidak melihat kegunaan dari pelaporan tindak kekerasan yang menimpa diri mereka. (R.A.W)

Sumber:

unian