SuaraKita.org – Pastor anti-gay asal Amerika Serikat Steven Anderson mengatakan bahwa dia dilarang untuk naik pesawat ke Jamaika oleh pejabat penerbangan di Atlanta yang mengklaim bahwa perintah tersebut berasal dari Pemerintah Jamaika.
Adalah sebuah fakta bahwa Jamaika menutup pintunya untuk Steven Anderson. Pernyataan dari Kementerian Keamanan Nasional Jamaika adalah: “Keputusan tersebut dibuat oleh kepala imigrasu yang menolak Steven Anderson untuk memasuki wilayah Jamaika karena pernyataan pastor tersebut tidak kondusif bagi iklim saat ini.”
Steven Anderson dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Norman Manley pada penerbangan Delta Air Lines senin malam (29/01) waktu setempat dengan anak lelakinya yang berusia 14 tahun untuk melakukan pekerjaan misionaris di Jamaika. Kunjungannya ditentang oleh anggota komunitas LGBT yang berpendapat bahwa pesan-pesan yang disampaikannya mengandung kekerasan atas dasar homofobia dan kekrasan terhadap kelompok marginal.
“Saya memiliki penerbangan lanjutan di Atlanta, jadi begitu sampai di Atlanta, Delta Air Lines mengatakan kepada saya bahwa mereka menerima pemberitahuan dari Jamaika bahwa saya tidak akan diizinkan untuk masuk,” kata pendeta yang mengepalai Gereja Faithful Word Baptist di Temple, Arizona, Amerika Serikat.
“Pramugari hanya mengatakan bahwa saya memiliki sebuah pesan yang menunggu di layanan pelanggan dan saat saya turun dari pesawat ada seorang lelaki yang berdiri di sana menunggu saya. Dia berbicara kepada saya (tentang pelarangan untuk masuk ke Jamaika) dan kemudian pergi sambil mengatakan bahwa dia tidak mempunyai informasi lebih lanjut, “kata Steven Anderson.
Pendeta tersebut mengatakan bahwa dia diarahkan untuk berbicara dengan perwakilan layanan pelanggan yang memastikan bahwa dia tidak akan diizinkan melakukan penerbangan dari Atlanta ke Jamaika. Dia telah melakukan perjalanan sebelumnya dari Arizona ke Atlanta tanpa insiden.
Jamaika melarang saya karena pandangan saya tentang homoseksualitas?
“Saya agak terkejut bahwa Jamaika melarang saya masuk karena pandangan saya tentang homoseksualitas,” kata Pastor anti-gay Steven Anderson.
Steven Anderson telah dilarang masuk ke wilayah Kanada, Inggris, Botswana, dan Afrika Selatan. Sebuah petisi diluncurkan oleh aktivis gay Jamaika Jay John yang meminta Pemerintah untuk melarang Steven Anderson memasuki Jamaika. Petisi online telah menarik lebih dari 38.000 tanda tangan hingga kemarin di situs Change.org.
Pastor yang kontroversial tersebut dianggap sebagai pengkhotbah yang membenci karena komentarnya mengenai beberapa isu, termasuk penembakan 49 orang di dalam klub malam gay Pulse di Orlando, Florida 2016 silam.
Dia juga telah dituduh menyerukan eksekusi gay dengan rajam, dan telah menegaskan bahwa perempuan seharusnya tidak bekerja, memimpin di gereja atau berpakaian seperti yang mereka inginkan.
Steven Anderson mengatakan bahwa dia terpaksa membuat pengaturan perjalanan yang berbeda setelah dicegah untuk naik pesawat ke Jamaika.
“Saya berencana untuk mengubah perjalanan saya ke negara Karibia yang lain dan saya masih akan melaksanakan misi saya minggu ini, tapi saya hanya akan pergi ke negara yang berbeda,” katanya. (R.A.W)
Sumber: