Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Ilmuwan Universitas Stanford sedang mengembangkan tes baru untuk HIV melalui air liur. Tes baru ini kabarnya lebih sensitif daripada yang ada saat ini.

Para ilmuwan menerbitkan sebuah laporan dalam jurnal  Proceeding of the National Academy of Sciences. Dalam sebuah penelitian terhdap empat lusin pasien, tes yang baru dikembangkan ini terbukti 100% akurat.

Metode baru ini kabarnya mampu mendeteksi virus HIV dua minggu setelah terpapar.

Para peneliti  mengatakan jika hasilnya serupa dengan ukuran sampel yang lebih besar, maka tes ini adalah sebuah terobosan baru dalam pertarungan untuk mengakhiri HIV.

Tes dengan memakai air liur adalah metode yang jauh lebih murah dan tidak perlu “melukai” tubuh pasien ketika harus melakukan tes HIV.

Namun, air liur memiliki tingkat antibodi HIV yang sangat rendah. Inilah sebabnya mengapa peneliti harus berjuang dengan membuat tes ini agar menjadi akurat.

Ahli kimia Stanford Carolyn Bertozzi telah menemukan cara untuk mengubah antigen membawa virus dalam penanda DNA. Ilmuwan dapat dengan mudah mengidentifikasi penanda ini.

Carolyn Bertozzi menjelaskan: ‘Anda tidak bisa memperkuat protein. Tidak ada cara untuk memperkuat protein. Tapi jika Anda bisa mengubah protein menjadi penanda DNA, Anda bisa memperkuat DNA. “

Teknik ini secara teori bisa juga digunakan untuk mendeteksi penyakit lain seperti campak. (R.A.W)

Laporan penelitian dapat diunduh pada tautan berikut:

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2018/01/Antibody-detection-by-agglutination–PCR-ADAP-enables-early-diagnosis-of-HIV-infection-by-oral-fluid-analysisl.pdf”]

 

 

Sumber:

Proceeding of the National Academy of Sciences

GSN