Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Kembali ke tahun 2006 ketika Pangeran Manvendra Singh Gohil mengatakan kepada dunia tentang orientasi seksualnya, dia dihadapkan pada protes dan reaksi negatif serta tidak diakui oleh keluarganya.

Sejak saat itu, dia telah berkeliling dunia untuk menceritakan kisahnya, berharap bisa menginspirasi generasi baru LGBT untuk merangkul diri mereka sendiri, serta mendidik masyarakat mengenai isu-isu yang dihadapi LGBT di negara asalnya.

Baru-baru ini dia mengumumkan rencana untuk membangun pusat komunitas bagi LGBT di istananya.

Dan tahun 2018, Manvendra akan mengkampanyekan reformasi undang-undang anti-LGBT di India.

Saat ini, tindakan seksual antara orang-orang dari jenis kelamin yang sama adalah tindakan ilegal, namun Mahkamah Agung India sedang meninjau undang-undang tersebut.

“Pasti ada perubahan besar dalam 11 tahun terakhir sejak saya melela. Ada beberapa orang tua yang telah menerima anak-anak mereka, ” Manvendra menceritakan perubahan sosial yang lambat tapi pasti seputar homoseksualitas di India.

“Ada juga banyak perubahan seperti yang media laporkan. Sebelumnya, media akan membuat cerita bercampur aduk dan mengatakannya tidak wajar dan ilegal dan tidak bermoral.

“Sekarang media juga mulai melaporkan berita positif, dan itu sangat bagus. Semakin banyak dukungan yang kami dapatkan dari komunitas lain di luar masyarakat, hal itu adalah sesuatu yang akan membantu kita memperoleh hak-hak kita. “

Manvendra menambahkan bahwa dia tidak terkejut dengan reaksi negatif yang didapatkannya ketika melela 11 tahun yang lalu, terutama karena ketidaktahuan terhadap isu LGBT di India.

“Bahkan hal-hal seperti pendidikan seks tidak diajarkan di institusi pendidikan kita. Jadi sangat bisa dimengerti bahwa orang-orang belum sadar, “katanya.

Namun, Manvendra telah bersumpah untuk terus melakukan perubahan dan mendidik rakyatnya untuk membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah bagi orang-orang LGBT di negara ini.

“Ini tugas saya, tugas seorang aktivis seperti saya, untuk mendidik masyarakat tentang fakta LGBT,” katanya.

“Dan saat itu mereka akan mulai menerima kita dan memahami isu-isu LGBT.”

Mengenai undang-undang anti-LGBT yang ingin dihapuskan, Manvendra berpendapat bahwa undang-undang tersebut adalah undang-undang kuno yang telah ditinggalkan sejak era penjajahan India.

“Hukum ini bukan hukum India. Kita harus mengerti bahwa homoseksualitas telah ada di masyarakat India kita sejak zaman lampau, “katanya.

“Kami memiliki kuil di India yang berabad-abad di mana patung homoerotik digambarkan secara terbuka.”

Dia menambahkan: “Kami telah merdeka 70 tahun yang lalu, saat kami ditinggalkan oleh Inggris. Saya tidak mengerti alasan mengapa undang-undang yang dibuat oleh mereka terus berlanjut.

“Dan terutama di negara kita, di mana agama kita sebagian besar adalah Hindu, yang secara terbuka toleran terhadap homoseksualitas.” (R.A.W)

Sumber:

Gaytimes