SuaraKita.org – Sebuah survei baru dari organisasi nirlaba Born This Way milik Lady Gaga menemukan bahwa remaja LGBT lebih cenderung mencari komunitas secara online dibandingkan dengan remaja non-LGBT.
Tersusun dari data yang dikumpulkan melalui 3.015 wawancara online dengan orang-orang berusia antara 15 sampai 24 tahun pada bulan Juni dan Juli tahun lalu, temuan tersebut menunjukkan bahwa responden remaja LGBT unik karena mereka merasa bisa menjadi diri mereka sendiri secara online daripada offline. 76 persen responden LGBT setuju bahwa mereka bisa menjadi “diri mereka sendiri secara mandiri” dibandingkan dengan 74 persen yang mengatakan bahwa mereka bisa menjadi “diri mereka sendiri secara utuh bersama dengan teman-teman”.
Sebagai perbandingan, 66 persen dari yang non-LGBT mengatakan bahwa mereka dapat “menjadi diri mereka sendiri” secara online, sementara 82 persen mereka bisa menjadi “diri mereka sendiri secara utuh bersama dengan teman-teman”.
Namun, perbedaan terbesarnya adalah apakah responden “mencari orang yang memiliki kesamaan” secara online, karena “sulit untuk menemukannya dalam kehidupan sehari-hari”. Lebih dari 60 persen remaja mengaku melakukan hal tersebut secara online, dibandingkan dengan 40 persen remaja non-LGBT.
Temuan serupa dipublikasikan dalam laporan yang berjudul “Out Online” oleh kelompok advokasi remaja LGBT GLSEN, yang meneliti pengalaman mendalam remaja LGBT online. Laporan tahun 2013 menemukan 62 persen remaja LGBT menggunakan internet untuk menemukan sumber dan informasi LGBT, lima kali lebih besar dari remaja non-LGBT.
Para remaja LGBT juga cenderung terisolasi dan mencari melalui situs untuk membangun jejaring sosial mereka, menurut laporan tersebut, yang menemukan lebih dari setengah remaja LGBT yang tidak mengenal teman sebaya secara pribadi telah menggunakan internet untuk terhubung dengan kelompok LGBT lain.
Survei Born This Way Foundation menemukan bahwa generasi muda melihat internet sebagai tempat di mana mereka dapat menemukan komunitas yang mendukung. Laporan ini juga melacak di aplikasi apa mereka tertarik, termasuk SnapChat, Facebook, Twitter dan Tumblr.
Victoria McCullough, pemimpin divisi dampak sosial dan kebijakan publik Tumblr, mengatakan bahwa Tumblr menyadari banyaknya remaja LGBT yang menggunakan platform tersebut, dan dia mengatakan bahwa perusahaan tetap memperhatikannya saat meluncurkan fitur baru.
“Ini adalah bagian tak terduga dari Tumblr, dan salah satu hal yang menarik,” kata Victoria MucCullough. “Sebagai perusahaan, bersama dengan komunitas LGBT, kami mencoba melakukan semua yang kami bisa untuk melindungi mereka bukan hanya online tapi juga offline.”
Seperti mengapa remaja LGBT tertarik, Victoria McCullough mengatakan kesempatan untuk menjadi anonim bisa menjadi hasil imbang yang besar.
“Salah satu faktornya adalah anonimitas,” katanya. “Ini memungkinkan tempat yang aman bagi remaja LGBT yang belum tentu nyaman keluar di komunitas mereka sendiri. Itu membuat mereka merasa seperti mereka bisa menjadi diri mereka sendiri.”
Komunitas peradilan sosial Tumblr yang berkembang pesat adalah satu contoh dari jenis tempat yang dipilih oleh remaja LGBT untuk mendiskusikan isu-isu penting. Menurut survei Born This Way Foundation, remaja LGBT lebih cenderung mendiskusikan masalah seperti citra tubuh dan seks secara online daripada secara pribadi.
Sarah Kate Ellis, presiden dan CEO kelompok advokasi media LGBT GLAAD, mengatakan mengenai pentingnya akses internet untuk Komunitas.
“Internet adalah jalur kehidupan bagi kelompok LGBT untuk membangun jaringan pendukung masyarakat dan mengakses sumber daya LGBT mengenai sejarah, pencegahan bunuh diri, dan kesehatan.” (R.A.W)
Laporan penelitian dapat diunduh pada tautan berikut
Born This Way Foundation Digital Report – January 2018.pdf
Sumber: