Suarakita.org – Martine Roy baru berusia 20 tahun dan kurang dari setahun berkarir sebagai asisten medis Angkatan Bersenjata Kanada di CFB Borden ketika polisi militer tiba-tiba muncul di tempat kerjanya untuk menangkapnya.
Mereka membawanya ke ruang interogasi dan menuntut agar dia mengakui bahwa dia adalah seorang lesbian. Mereka memaksanya melakukan pengujian psikologis. Di tahun itu pula Martine Roy dipecat secara tidak hormat dari tentara.
Tiga puluh tiga tahun kemudian Martine Roy tidak dapat menahan air mata saat dia bersiap untuk mendengar permintaan maaf dari Perdana Menteri Justin Trudeau di House of Commons.
“Ini sangat luar biasa,” kata Martine Roy. “Meskipun jika Anda berjuang seumur hidup Anda untuk hal itu, namun selalu sulit untuk percaya bahwa hal tersebut akan terjadi.”
Justin Trudeau mengkonfirmasi di Twitter bahwa dia akan menawarkan permintaan maaf kepada LGBT yang dipaksa keluar dari dinas militer atau publik dan beberapa bahkan diadili secara kriminal karena dituduh melakukan tindakan “ ketidaksenonohan” yang menjijikkan.
On November 28, the Government will offer a formal apology to LGBTQ2 Canadians in the House – for the persecution & injustices they have suffered, and to advance together on the path to equality & inclusion.
— Justin Trudeau (@JustinTrudeau) November 19, 2017
Dimulai pada tahun 1950an dan berlangsung sampai tahun 1992, ribuan orang Kanada di militer, RCMP, dan di seluruh instansi sipil dipecat berdasarkan kebijakan anti-LGBT tersebut. Martine Roy menyebutnya sebagai “pembersihan” yang digunakan oleh pemerintah untuk menyingkirkan orang-orang yang mereka rasakan rentan terhadap intimidasi dan pemerasan oleh orang asing karena orientasi seksual mereka.Pemerintah mengembangkan tes homoseksualitas yang dikenal sebagai “fruit machine”, yang mengukur gairah pada gambar porno untuk memberikan bukti orientasi seksual untuk mendukung alasan pemecatan, atau menolak promosi seseorang.
Martine Roy mengatakan ketika polisi militer muncul di depan pintunya, dia bahkan tidak tahu apa orientasi seksualnya dan pemeatan tersebut “benar-benar mengubah hidupnya.”
Dia mengatakan bahwa dia mencoba untuk melawan selama lima tahun tapi akhirnya dia memutuskan bahwa dia tidak akan membuang-buang energi.
“Anda benar-benar mengira Anda melakukan kejahatan besar,” katanya tentang cobaan tersebut. “Orientasi seksual tidak ada hubungannya dengan kemampuan Anda.”
Dia mengatakan pada tahun 1992 ketika Kanada mengubah hukum tersebut, dia mengharapkan permintaan maaf tapi itu tidak terjadi sampai sekarang.
“Itu sangat berarti,” kata Martine Roy sambil menahan air mata. “Itu sangat berarti ketika Justin Trudeau yang melakukannya, karena saya tahu permintaan maaf itu tulus datang dari hatinya.”
Justin Trudeau berjanji untuk mengajukan permintaan maaf lebih dari setahun yang lalu setelah Egale Canada, sebuah kelompok yang membela hak-hak minoritas seksual, mengeluarkan sebuah laporan mengenai masalah tersebut dan membuat sejumlah rekomendasi termasuk permintaan maaf resmi dikeluarkan.
Pemerintah telah berkonsultasi dengan Egale dan yang lainnya untuk menentukan cara terbaik untuk melakukan permintaan maaf tersebut.
Seorang juru bicara Egale mengatakan bahwa hari tersebut akan membahagiakan.
“Kami pikir ini sudah lama terlambat,” kata Jennifer Boyce.
Kanada juga menghadapi tuntutan dari lebih dari 2.000 orang yang mengatakan bahwa mereka dianiaya oleh pemerintah federal karena orientasi seksual mereka. Negosiasi untuk menyelesaikan tuntutan itu sedang berlangsung. (R.A.W)
Sumber: