SuaraKita.org – Setelah survei di Australia mengenai kesetaraan pernikahan selesai, sebuah kelompok telah melacak ratusan insiden homofobia selama kampanye tersebut berlangsung.
The LGBTI Legal Service telah mengumpulkan lebih dari 220 contoh ujaran kebencian dalam pelaksanaan the Australian Marriage Law Postal Survey. Kelompok layanan tersebut menjalankan sebuah proyek bernama Like Love, yang ditujukan untuk ‘menangani fitnah yang tidak sah’.
Like Love telah memonitor media sosial, situs berita dan ruang publik. Mereka telah melacak pernyataan publik yang memicu ejekan atau kebencian atas dasar seksualitas atau identitas gender.
“Sayangnya, sepanjang pelaksanaan the Australian Marriage Law Postal Survey, hampir tidak mungkin bagi siapa pun yang mengidentifikasi diri sebagai queer dapat menghindari terpaan pandangan yang mengutuk siapa mereka sebagai pribadi,” kata Matilda Alexander, pimpinan The LGBTI Legal Service.
‘Survei tersebut telah membuka pintu bagi homofobia dan fitnah yang diungkapkan dengan kedok perdebatan yang sah.
‘Alih-alih debat yang sah, komunitas LGBT harus menghadapi komentar destruktif selama minggu-minggu yang hanya membawa masyarakat mundur dalam kemajuan yang telah menghasilkan sikap penerimaan terhadap LGBT yang lebih luas dalam 30 tahun terakhir.’
The LGBTI Legal Service telah menerima laporan tentang ujaran kebencian dari anggota masyarakat serta menggunakan pekerja mereka untuk memantau ruang-ruang publik.
Ujaran kebencian berkisar dari unggahan di halaman media sosial hingga kelompok neo-Nazi yang menempelkan poster di berbagai lokasi publik.
The LGBTI Legal Service mengatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan sebuah pengaduan di bawah undang-undang anti-diskriminasi. Berbasis di Queensland, Layanan adalah layanan hukum berbasis masyarakat non-profit dan tidak didanai.
Mereka berpendapat bahwa fitnah adalah melanggar hukum di Queensland dan mendesak orang-orang untuk mengirimkan bukti-bukti insiden homofobia untuk ditambahkan ke kasus-kasus tersebut.
‘Jika Anda tinggal di Queensland dan mendengar atau melihat sesuatu di lingkungan Anda, kotak pos, atau di media sosial yang memicu kebencian berdasarkan identitas gender atau seksualitas, kami menyarankan Anda untuk merekam atau menyimpan bukti (termasuk tanggal dan waktu) dan mencari penasihat hukum, ” demikian pernyataan mereka. (R.A.W)
Sumber:
GSN