SuaraKita.org – Perlu lebih banyak tindakan yang dilakukan untuk membantu individu LGBT di seluruh dunia yang menghadapi ‘pelanggaran mengerikan terhadap hak asasi mereka’ karena seksualitas atau identitas gender mereka.
Seorang pakar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan kepada Majelis Umum PBB di New York bahwa individu LGBT ‘menderita pelanggaran pelanggaran berat’.
Vitit Muntarbhorn adalah Pakar Independen pertama PBB dalam perlindungan terhadap kekerasan dan diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender.
Dia ditugaskan pada tahun lalu dan menyampaikan pidato penting ke Majelis Umum setelah dia merilis laporan lengkap pertamanya mengenai isu-isu LGBT.
“Sangat tidak masuk akal bahwa orang-orang dengan orientasi seksual yang sebenarnya atau yang dirasakan, identitas gender dan ekspresi gender berbeda dari norma sosial tertentu, ditargetkan untuk kekerasan dan diskriminasi di banyak bagian dunia,” kata Vitit Muntarbhorn dalam pidatonya.
‘Individu LGBT menderita penyiksaan yang mengerikan, termasuk pembunuhan, pemerkosaan, mutilasi, penyiksaan, penahanan sewenang-wenang, penculikan, pelecehan, serangan fisik dan mental.
“Mereka mengalami luka bakar dan intervensi bedah paksa, intimidasi dan perundungan sejak usia muda, hasutan akan kebencian dan tekanan yang menyebabkan bunuh diri.”
Vitit Muntarbhorn mengatakan semua undang-undang yang mengkriminalkan hubungan sesama jenis harus dihapus. Dia juga meminta diakhirinya menggunakan tindakan hukum untuk menargetkan individu LGBT
Juga sangat penting untuk menghapus hukuman mati untuk semua kasus yang berkaitan dengan kriminalisasi invidu LGBT.
“Ada kebutuhan untuk melakukan tindakan anti-diskriminasi yang efektif yang mencakup area publik dan swasta,” katanya.
“Agar efektif, kerangka kerja anti-diskriminasi harus menyediakan langkah-langkah efektif untuk menyelidiki dugaan pelanggaran, ganti rugi bagi korban dan pertanggungjawaban atas pelaku yang dituduhkan.”
Dalam penelitiannya, Vitit Muntarbhorn menemukan bahwa orang-orang yang membela hak LGBT menjadi target karena pekerjaan mereka.
‘Pembela hak asasi manusia … memainkan peran penting dalam kemajuan agenda inklusif untuk semua orang tanpa diskriminasi dan perbedaan, termasuk melalui promosi pemahaman dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan keberagaman gender,’ katanya.
“Mereka adalah agen perubahan yang dapat mengaktifkan proses reformasi yang signifikan.”
Vitit Muntarbhorn turun dari jabatannya sebagai Ahli Independen pada akhir bulan Oktober lalu setelah satu tahun bertugas. (R.A.W)
Sumber: