Oleh: Steven Besanvalle
SuaraKita.org – Saya menyayangi saudara kembar saya James, melebihi apapun. Saya orang pertama yang dipilihnya untuk melela dan baru-baru ini dia meminta saya untuk menjadi pendamping di pernikahannya di London. Tapi sebagai saudara kembar identik yang heteroseksual, sangat sulit membayangkan bahwa pernikahan yang saya hadiri waktu itu, tidak berarti apa-apa di negara yang kami cintai, Australia. Ketika dia meminta saya untuk menjadi pendamping, saksi pernikahan dan memberikan sambutan dalam acara pernikahan saya sontak mengiyakan.
Setelah mengambil cuti seminggu tanpa bayaran dengan pekerjaan saya sebagai guru SMA, saya menghabiskan lebih banyak waktu dalam perjalanan ke dan dari London daripada yang saya lakukan di negara itu sendiri, tapi itu layak dilakukan. Seberapa sering saudara kembar identik Anda menikahi lelaki impiannya, bukan?
Saya bercanda dalam kata sambutan saya di acara pernikahan, saya pertama kali bertemu James hampir 26 tahun yang lalu dan saat kami berada di tempat yang cukup gelap. Saya harus berterima kasih kepada ibu kami tercinta Elizabeth yang telah mendorong kami keluar dari tempat itu. Meski terdengar satir, namun kalimat itu telah mendapat makna baru akhir-akhir ini. ‘I’ll be there for you, bro – womb to tomb’.
Dalam masa pertumbuhan kami, saya berperan sebagai kakak dan merasa sangat protektif terhadap James di sekolah meskipun jeda waktu antara kelahiran kami hanya lima menit. Saya selalu bersamanya saat mendengar komentar tentang seksualitasnya, dan tahu betapa dalamnya hal itu akan mempengaruhi James saat anak-anak lain akan mengucapkan kata ‘gay’ dengan cara yang menghina.
Kami tumbuh dalam sistem pendidikan Katolik dan walaupun kami diajarkan untuk menyayangi dan bertoleransi, namun hal tersebut tidak dapat dikaitkan dengan menjadi gay. Selama itu saya merasa bahwa James kembali ke tempat gelapnya. Saya ingat bahwa saya pernah berkelahi di sekolah untuk membela James saat anak-anak lain mengejeknya. James berusaha keras mengumpulkan keberanian untuk pertama kali melela kepadaku ketika berusia 18 tahun dan kelegaan tampak pada dirinya. Syukurlah orang tua kami sangat mendukung dan sangat menerima keadaan James, dan pengalaman tersebut sungguh terasa lembut.
Perdebatan tentang kesetaraan pernikahan sesama jenis adalah salah satu penyebab pertentangan yang dapat sangat merusak. Jika kita terus mengasingkan kelompok minoritas seksual di masyarakat dengan tidak memberi mereka hak yang sama, hal itu sama saja dengan memberitahu kepada anak-anak yang sama seperti kembaran saya James bahwa mereka tidak normal. Hal tersebut juga memberitahu mereka bahwa mereka harus menyembunyikan siapa diri mereka sebenarnya karena masyarakat, khususnya hukum, tidak menganggap mereka setara.
Ini memvalidasi perundungan di taman bermain yang menertawakan anak gay di depan teman-temannya untuk merasa superior. Dan hal itu memperkuat kecemasan di hati dan pikiran individu LGBT karena ini adalah ‘perbedaan’ yang dijadikan alasan untuk melakukan perundungan oleh anak-anak lain.
Saya menghimbau kepada warga Australia untuk memilih “YES” untuk mendukung anak-anak yang mungkin masih berada di tempat “gelap” dan tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat.
I’ll be there for you, bro – womb to tomb. (R.A.W)
Sumber: