Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Sementara banyak pemerintah negara yang bergerak ke arah yang diharapkan, namun masih banyak juga yang tersandung ketika harus melindungi hak-hak dari kelompok minoritas, khususnya kelompok minoritas seksual, Komisioner Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa dia mendesak semua negara untuk melarang diskriminasi terhadap kelompok tersebut.

Berbicara di sebuah acara konferensi tingkat tinggi Majelis Umum PBB, Komisioner HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein mengatakan bahwa dia mengerti bahwa ini adalah sebuah persoalan yang sulit untuk dipecahkan oleh banyak pemerintahan di dunia.

“Ketika ditekan, pejabat pemerintahan negara terkadang mengatakan kepada saya bahwa tangan mereka terikat. publik, kata mereka, tidak akan pernah menerima kesetaraan untuk individu LGBT. Pastinya hal ini akan selalu muncul ke permukaan. Jika opini publik memusuhi individu LGBT, hendaknya hal tersebut dapat menjadi sebuah desakan kepada pemerintah untuk bertindak melindungi mereka, “katanya.

Laporan-laporan  dari OHCHR (Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights/Badan HAM PBB) sering mengungkapkan bahwa “lanskap kekerasan secara brutal dan diskriminasi yang meluas didorong oleh sikap publik yang negatif, dan dalam banyak kasus perbuatan tersebut secara aktif disponsori oleh Negara,” ujar Zeid Ra’ad Al Hussein.

“Kami meminta semua pemerintahan untuk mengizinkan setiap orang untuk mencintai siapa saja yang mereka pilih, menghapus diskriminasi, melarang kejahatan atas dasar kebencian dan perundungan yang begitu sering terjadi di sekolah, dan melindungi anak-anak interseks dari bahaya,  termasuk dengan melarang operasi medis yang tidak diperlukan pada bayi interseks. Tanggung jawabnya harus ditujukan pada pemerintah untuk melindungi dan menghormati hak dan menjelaskan kepada publik mengapa tindakan ini diperlukan,” tambahnya.

Sementara individu LGBT telah melihat perubahan besar selama 20 tahun terakhir, ternyata masih banyak pencapaian yang dianggap rapuh dan menghadapi reaksi buruk, kata Zeid Ra’ad Al Hussein.

“Biasanya, ketika upaya penegakan hak mendapatkan gangguan, kelompok minoritas adalah yang paling terpapar – imigran, minoritas agama, minoritas ras dan, tentu saja minoritas seksual. Mereka selalu menjadi kelompok yang tertimpa kerugian paling besar dan hanya memiliki paling sedikit kekuatan, uang dan dukungan publik untuk memulai kembali perjuangan untuk mendapatkan hak mereka, “katanya.

Zeid Ra’ad Al Hussein menekankan bahwa pemerintah tidak dapat mengakhiri diskriminasi tanpa bantuan dan meminta semua lapisan masyarakat termasuk  media, sekolah, pemimpin agama, komunitas bisnis – untuk membela hak asasi manusia individu LGBT.

Minggu depan, OHCHR akan meluncurkan serangkaian standar global baru, yang dikembangkan untuk menyoroti tindakan yang dapat dan dapat dilakukan oleh pelaku bisnis untuk mengakhiri diskriminasi terhadap individu LGBT baik itu di tempat kerja maupun dalam cakupan yang lebih luas.

“Kita harus mendorong dan mengatasi rintangan menuju kesetaraan baik itu di tempat kerja, sekolah, pengadilan hukum dan jalanan. Sekarang waktunya untuk keadilan. ” (R.A.W)

Pidato lengkap Komisioner HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein dapat dibaca disini

Sumber:

PBB