Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Pada 25 Setember yang akan datang, seorang lelaki dapat mendonorkan darahnya asalkan belum berhubungan seks dengan lelaki lain dalam 12 bulan terakhir.

The Red Cross Blood Transfusion Centre  telah mengumumkan bahwa mereka mengubah pedomannya, karena persediaan darah di wilayah tersebut telah berada dalam “tingkat yang mengkhawatirkan”.

Lembaga tersebut yang merupakan bank darah utama di Hong Kong, menghimbau para warga termasuk lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki untuk segera mendonasikan darah mereka.

“BTS [Blood Transfusion Service] mendesak warga untuk bergabung dan mendukung donor darah.

“Hong Kong membutuhkan lebih banyak warganya yang siap untuk terlibat dalam mendukung dan mengambil bagian dalam donor darah untuk memastikan pasokan darah yang memadai.”

Namun, pembatasan tersebut berarti banyak lelaki gay dan biseksual, akan membutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum mereka dapat berkontribusi.

BTS membuat perubahan setelah melalui penelitian ilmiah dan konsultasi, menurut media lokal HK01.

BTS mengamati berdasarkan data dari Australia, Inggris dan Amerika Serikat, setelah mereka mengubah peraturan donor darah mereka terhadap lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki menunjukkan bahwa hal itu dapat membuat suplai darah lebih aman.

Departemen Kesehatan Inggris mengungkapkan pada tahun lalu bahwa sejak larangan seumur hidup kepada lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki untuk mendonorkan darahnya dicabut pada tahun 2011, stok darah meningkat.

AIDS Concern, sebuah LSM lokal Hong Kong, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa meskipun mereka menerima penghapusan larangan seumur hidup, mereka juga menginginkan pembatasan 12 bulan dipersingkat.

“Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengujian HIV terhadap darah yang sekarang sudah canggih,” kata LSM tersebut.

“Masa jendela (window period) infeksi virus (ketika virus tidak dapat dideteksi) hanya enam hari, yang secara substansial mengurangi risiko penularan HIV selama periode jendela dalam donor darah.”

And Ray Chan, anggota parlemen gay pertama di Hong Kong, secara eksplisit mengkritik kebijakan baru tersebut.

“Larangan donor darah harus menargetkan orang-orang yang melakukan hubungan seks yang tidak aman, bukan orientasi seksual,” tulisnya di media sosial.

“Jika larangan mendonorkan darah seumur hidup adalah diskriminasi, maka larangan selama 12 bulan juga merupakan diskriminasi!”

Tahun ini telah terlihat kemajuan di banyak negara dalam hal mengizinkan lelaki gay menyumbangkan darah.

Di Inggris, blanket deferral period  untuk lelaki gay, yang dimaksudkan untuk membantu mencegah kontaminasi HIV terhadap persediaan darah, mendapat sorotan yang meningkat karena gagal untuk mencerminkan kemampuan proses penyaringan modern.

Dan pada bulan Juli, pemerintah Inggris menanggapi dengan memperpendek periode penangguhan secara drastis dari satu tahun menjadi tiga bulan.

Ini berarti lelaki gay hanya diwajibkan menjauhkan diri dari seks anal atau oral selama 12 minggu sebelum bisa mendonorkan darah.

Pada bulan Januari, Swiss mencabut larangan seumur hidupnya pada lelaki gay yang mendonorkan darah – selama mereka selibat selama 12 bulan.

Irlandia telah melunakkan peraturannya dengan cara yang sama, mencabut larangan permanen pada lelaki yang melakukan hubungan seks dengan lelaki untuk mendonorkan darah namun menerapkan masa penangguhan selama 12 bulan. (R.A.W)

Sumber:

Pinknews