Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Sebuah organisasi swasta mulai mengeluarkan sertifikat pernikahan kepada pasangan LGBT yang belum dapat memperoleh pengakuan legal atas hubungan mereka seperti hubungan heteroseksual.

The Kekkon Total Support Kyokai, sebuah organisasi yang berpusat di Osaka, mengatakan sistem pengakuan mereka menargetkan pasangan LGBT yang tinggal di wilayah di mana surat perjanjian hubungan pernikahan tidak disediakan oleh pemerintah daerah, karena baru sedikit kotamadya yang menawarkan sertifikat bagi pasangan LGBT di Jepang.

Mereka juga mengadakan sesi pembelajaran untuk orang-orang yang mempertimbangkan untuk mengadakan pesta pernikahan.

Pasangan LGBT adalah target utama organisasi tersebut, karena mereka masih belum diizinkan untuk menikah secara sah di negara tersebut. Tapi lelaki dan perempuan yang lebih memilih pernikahan secara de facto, dan juga individu transgender yang ingin memformalkan hubungan dengan pasangan mereka tanpa mengubah jenis kelamin biologis dan terdaftar mereka, layak untuk diakui.

Biaya yang diperlukan untuk mengeluarkan sertifikat tersebut mulai dari 12.000 yen atau sekitar 1,5 Juta Rupiah.

Ketika janji tertulis dalam sertifikat pernikahan akan dikeluarkan oleh organisasi tersebut, misalnya yang menyatakan, “Kami mengakui satu sama lain sebagai pasangan seumur hidup kami,” kontrak pernikahan akan menentukan janji-janji dalam urusan sehari-hari mulai dari pekerjaan rumah tangga dan properti sampai tindakan apa yang harus dilakukan setelah kematian mereka.

Sertifikat tersebut dikembangkan melalui diskusi dengan ahli administratif. Isi sertifikat tersebut kemudian dapat direvisi atau diaktakan di kantor notaris.

Organisasi tersebut mengharapkan sertifikatnya dapat diajukan ke perusahaan dan rumah sakit dalam situasi seperti ketika pasangan LGBT mengajukan permohonan kepada perusahaan mereka untuk tunjangan keluarga dan uang duka cita, ketika mereka diminta persetujuan untuk melakukan tindakan operasi bagi pasangan mereka, atau untuk dapat diijinkan mengunjungi pasangan mereka yang dirawat di rumah sakit.

Organisasi ini berencana untuk mengadakan pembicaraan dengan berbagai perusahaan dan institusi medis sehingga lebih banyak fasilitas akan menerima sertifikat tersebut.

“Saya tidak sabar menunggu pemerintah pusat dan pemerintah daerah mulai mengerjakan masalah ini,” kata Makoto Kishimoto, perwakilan dari pimpinan organisasi The Kekkon Total Support Kyokai, yang juga seorang pendeta dan orang yang ikut mengusulkan sistem pengakuan tersebut.

Saat ini baru enam wilayah di Jepang yang saat ini menerbitkan sertifikat untuk mengakui ikatan hubungan pasangan LGBT.

Sejak Tokyo Shibuya dan Setagaya memperkenalkan mekanisme sertifikasi pada tahun 2015, Iga, Mie, Takarazuka, Hyogo, serta Naha dan Sapporo, telah mengikutinya.

Tetapi pasangan LGBT yang bukan penduduk kotamadya tersebut tidak dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan pengakuan.

Makoto Kishimoto, setelah mendengar bahwa pihak ketiga dapat memberi kesempatan kepada pasangan LGBT untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan atas cara hidup mereka, memutuskan untuk menerbitkan sertifikat secara mandiri.

“Setiap orang memiliki hak untuk berharap dapat hidup bersama orang yang mereka cintai sepanjang hidup mereka,” katanya. (R.A.W)

Sumber:

Asahi