Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Menurut sebuah penelitian terbaru, PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis) aman untuk digunakan oleh remaja gay dan biseksual dalam upaya mencegah infeksi HIV. Sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan di JAMA Pediatrics, adalah yang pertama menyelidiki keamanan dan kemanjuran PrEP untuk lelaki berusia 15 sampai 17 tahun.

Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki di kelompok usia tersebut adalah yang paling berisiko tertular HIV. Tapi PrEP, ditemukan lebih dari 90% efektif dalam mengurangi risiko infeksi, walaupun saat ini di Amerika Serikat hanya disetujui oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (Food and Drug Administration/FDA) untuk digunakan oleh orang dewasa.

Periset di Rumah Sakit Stroger di Chicago berencana untuk mengirimkan datanya ke FDA dengan harapan dapat disebarluaskan ke komunitas remaja.

 “Saya pikir itu penting,” kata pemimpin peneliti Sybil Hosek. “Efek samping penggunaannya bisa ditolerir dengan baik. Kami tidak melihat banyak keluhan tentang efek samping. Kami tidak melihat banyak efek samping yang buruk. “

Percobaan tersebut melibatkan 78 lelaki gay dan biseksual yang berusia antara 15 dan 17 tahun di enam kota di Amerika Serikat. Pada awal penelitian, semua peserta diuji negatif terhadap HIV, dan menerima dosis PrEP dosis harian selama 48 minggu, serta konseling tentang risiko HIV.

Sebanyak 47 peserta menyelesaikan penelitian, dan hanya tiga efek samping yang mungkin terkait dengan PrEP yang dilaporkan. Menghadapi kekhawatiran bersama, para periset mencatat bahwa mereka tidak melihat adanya peningkatan perilaku seksual berisiko selama percobaan.

Tiga dari remaja lelaki yang berpartisipasi dalam penelitian ini terinfeksi HIV selama masa percobaan, namun sampel darah menunjukkan bahwa mereka mengkonsumsi kurang dari dua dosis PrEP seminggu, dan bukan tujuh dosis yang ditentukan.

Hal ini tidak biasa bagi remaja untuk mengalami kesulitan mengikuti dosis pengobatan sehari-hari. Tim yang dipimpin oleh Sybil Hosek mengakui bahwa ini akan menjadi isu utama dalam memastikan keefektifan PrEP di antara remaja yang berisiko, jika FDA menyetujui rekomendasi mereka.

“Remaja mungkin memerlukan kunjungan tambahan daripada yang saat ini direkomendasikan oleh pedoman nasional,” tulis Dr. Renata Arrington-Sanders dalam sebuah editorial yang menyertai laporan tersebut, serta “kebutuhan beberapa anggota tim untuk mengatasi rintangan struktural untuk mengakses PrEP, membantu dengan interpretasi remaja terhadap risiko HIV, dan mendukung rasa percaya diri untuk mengkonsumsi obat tersebut. “

Tingkat infeksi HIV baru dalam penelitian ini adalah 6,4 kasus per 100 orang per tahun, yaitu dua kali lebih tinggi dari tingkat untuk orang yang berusia 18-22 tahun dalam percobaan serupa. Sybil Hosek mengatakan “Saya bergidik memikirkan berapa angka tingkat infeksinya jika kita tidak menawarkan PrEP,” (R.A.W)

Hasil penelitian dapat diunduh pada tautan di bawah

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2017/09/10.1001@jamapediatrics.2017.2007.pdf”]

Sumber:

newnownext