Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Protes tersebut pertamakali dilakukan oleh seorang murid perempuan berusia 17 tahun di sekolah tersebut. Dia merasa jengkel setelah sebuah sekolah merilis sebuah pernyataan di mana Uskup mendesak  agar tidak memberikan suara dalam pemilihan suara untuk kesetaraan pernikahan.

Melalui Twitter, dia membagikan foto seorang murid yang mengenakan seragam sekolah namun menutupi lambang sekolahnya dengan gambar pelangi.

Identitas murid dan sekolah tidak disebutkan karena alasan keamanan. Cuitan tersebut hingga sekarang telah dibagi ulang oleh ribuan orang.

Menjelaskan maksud dari protes yang dilakukannya, murid tersebut menulis bahwa hal tersebut tidak bermaksud untuk menentang sekolahnya melainkan menentang sikap Uskup.

“Gerakan kecil yang kami lakukan ini bukan untuk menentang sekolah kami, kami menentang sikap Uskup mengenai masalah ini dan kami melakukannya untuk memastikan agar semua orang merasa diterima di sekolah kami dan mereka mengetahui bahwa mereka tidak akan dihakimi,” tulisnya.

Dia menjelaskan bahwa gerakan tersebut dimulai oleh kakak kelasnya yang telah membuat gambar-gambar pelangi dan meninggalkannya di atas meja dengan tanda “silahkan ambil satu”.

Murid tersebut menambahkan: “Saya benar-benar menganggap sekolah saya adalah tempat yang sangat mendukung dan ramah dan saya bersyukur bisa bersekolah disini.

“Saya harap Anda semua tahu bahwa kami tidak mencoba untuk mempermalukan sekolah, ini adalah pertarungan untuk sesuatu yang dianggap benar melawan sikap Uskup dan Dewan Sekolah Katolik.”

Orang-orang menyelamati murid tersebut atas gerakan protesnya yang penuh damai.

“Terima kasih! Orang seperti Anda dan teman Anda membuat saya merasa lebih baik terhadap dunia, “kata salah seorang pemberi komentar.

Anda semua luar biasa, mengagumkan, indah dan brilian! Tolong sampaikan itu ke semua teman sekelas Anda, “tambah yang lain. (R.A.W)

Sumber:

Pinknews