SuaraKita.org – Sebuah survei menemukan bahwa 58% umat beragama di Australia mendukung kampanye kesetaraan pernikahan dibandingkan dengan 79% dari warga negara non-religius.
Umat Katolik dan non-Kristen lebih cenderung mendukung pernikahan sesama jenis, dengan dua pertiga dari kedua kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka akan mendukungnya.
Survei yang dilakukan oleh Equality Campaign dilaksanakan pada minggu lalu dipimpin oleh Jim Reed dari Newgate Research yang mensurvei 1000 orang secara daring.
Hasil survei tersebut muncul saat Uskup Agung Melbourne, Denis Hart mendesak umat Katolik untuk memilih melawan kesetaraan pernikahan demi “kesehatan dan masa depan” masyarakat.
Denis Hart minggu lalu menulis sebuah surat terbuka yang meminta umat Katolik untuk memberikan suara dalam pemilihan suara opsional saat formulir pemilihan suara dikeluarkan pada bulan September.
“Kami percaya bahwa ada dasar fundamental dan kebenaran dalam definisi dan pemahaman tradisional tentang pernikahan yang seharusnya tidak diabaikan dan layak untuk kesehatan dan masa depan masyarakat kita,”. Demikian pernyataan Denis Hart.
Denis juga memperingatkan bahwa undang-undang kesetaraan pernikahan di masa depan dapat melanggar hak kebebasan beragama dan hati nurani.
“Hal ini dapat mengakibatkan terbatasnya hak pemuka agama dan badan keagamaan untuk secara bebas mengajarkan, berkhotbah dan membicarakan pernikahan yang diakukan oleh individu sesama jenis adalah tidak sesuai dengan keyakinan agama mereka
Uskup Agung juga menyerukan sebuah debat secara “aktif dan penuh hormat”, mendesak umat Katolik untuk menyambut warga gay Australia sebagai saudara mereka.
“Seperti semua manusia, mereka diciptakan menurut kehendak Tuhan,” tulisnya. “Mereka memiliki hak untuk dicintai, diterima dan tidak mendapatkan diskriminasi”.
Dia juga mengatakan dalam wawancara dengan radio ABC bahwa materi homofobia yang disebarkan sebagai bagian dari kampanye melawan kesetaraan pernikahan “sama sekali tidak pantas”, Uskup Agung bersikeras kedua belah pihak harus mengekspresikan gagasan mereka dengan keyakinan dan bukannya menciptakan kampanye kebencian.
Sementara itu, Newspoll baru-baru ini menemukan bahwa 67 persen responden “pasti akan” memilih dalam pemilihan tersebut.
Lima belas persen mengatakan bahwa mereka mungkin akan mengisi surat suara tersebut sementara tiga persen berencana untuk melakukan abstain.
Dukungan untuk pernikahan sesama jenis tetap relatif tidak berubah dari sebuah survei yang dilakukan pada bulan September yang lalu, dengan 63 persen dari mereka yang melakukan poling mengatakan bahwa mereka akan memilih untuk menyetujui.
Hampir setengah dari 1675 responden mengatakan bahwa mereka mendukung pemilihan suara melalui pos, serupa dengan sebuah jajak pendapat yang dilaksanakan minggu lalu. (J.S)
Sumber: