Search
Close this search box.

Mereka Bertemu di Klinik Penyesuaian Jenis Kelamin dan Memutuskan Untuk Mengikat Janji

SuaraKita.org -Sebuah pernikahan yang unik akan berlangsung di Kerala bulan depan, lelaki dan perempuan yang menjalani operasi penyesuaian jenis kelamin akan mengikat janji dengan segala berkat dan dukungan dari keluarga mereka. Mereka merupakan pasangan transgender pertama di India yang melakukan pernikahan.

Aarav Appukuttan yang berusia 46 tahun, lahir sebagai Bindu, dia telah bertemu dengan calon istrinya Sukanyeah Krishnan, yang lahir sebagai Chandu, di sebuah rumah sakit di Mumbai dimana mereka menjalani operasi penyesuaian jenis kelamin.

Inilah cara mereka jatuh cinta

Mereka mulai mengobrol satu sama lain setelah mereka mengetahui bahwa mereka berasal dari daerah yang sama. “Saya mendapat telepon dari seorang kerabat, dan saya berbicara dengan mereka dengan bahasa Malayalam tentang operasi dan kesehatan saya. Ketika saya selesai ditelepon, dia sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon dalam bahasa yang sama. Setelah menyelesaikan panggilan teleponnya, Aarav  mendekati saya dan bertanya apakah saya berasal dari Kerala, setelah itu kami mulai mengobrol, “kata Sukanyeah Krishnan.

Selama tiga jam menunggu di rumah sakit, kedua orang tersebut saling mengobrol dan bahkan bertukar nomor telepon. Mereka tetap berhubungan setelah menjalani operasi. “Dia kembali ke Kerala dan saya kembali ke Bangalore, di mana saya pindah dua tahun yang lalu untuk bekerja disana. Sehari kemudian, Aarav menelepon saya dan kami mendiskusikan operasi dan perawatan kami secara rinci. Awalnya, kami hanya saling menelepon seminggu sekali. Satelah itu menjadi dua kali seminggu. Tak lama, kami mulai bertelepon setiap hari,” ujar Sukanyeah Krishnan  mengenang awal kisah mereka.

Pasangan ini jatuh cinta karena keterikatan kepada tanah kelahiran, pengalaman medis mereka yang sama dan keinginan bersama mereka untuk membantu orang lain yang seperti mereka.

Transisi

Aarav Appukuttan, seorang manajer tur, selalu ingin menjadi anak lelaki. “Sejak kecil, saya memiliki perasaan yang kuat bahwa saya dilahirkan sebagai anak lelaki. Ketika berusia 13 tahun, saya menyadari bahwa saya bukan seorang perempuan. Setelah pindah ke Mumbai, saat saya mengenakan pakaian lelaki dan memotong rambut saya seperti lelaki, para perempuan di kereta lokal akan meneriaki saya saat saya naik ke gerbong khusus perempuan, “jelas Aarav Appukuttan.

Seperti Aarav Appukuttan, Sukanyeah Krishnan juga tidak menyukai gendernya. Keluarganya tidak pernah mendukung keinginannya untuk menjadi seorang perempuan. “Mereka menyuruh saya memakai pakaian lelaki dan bermain dengan sesama lelaki. Saya akan selalu bertanya mengapa mereka memperlakukan saya seperti anak lelaki meskipun saya merasa seperti perempuan di dalam diri saya,” katanya.

Dia menghadapi banyak penghinaan dan kritik dari keluarga dan teman-temannya. Tapi saat dia bertekad untuk berubah menjadi perempuan, dia merantau ke Bengaluru dan mulai bekerja sebagai web designer untuk membayar biaya operasi penyesuaian jenis kelaminnya.

Namun, seperti yang orang-orang katakan ‘Semuanya berakhir dengan baik’, pasangan ini lebih dari bahagia untuk dapat hidup bersama. (R.A.W)

Sumber:

IBT