SuaraKita.org – Milisi gay bersenjata dengan nama ‘The Queer Insurrection and Liberation Army’ (TQILA) ikut memerangi homofobik ISIS di Suriah. TQILA yang menggunakan penutup kepala berwarna merah muda dan biru, membawa bendera pelangi dan bendera merah muda dengan logo AK-47 mengatakan bahwa mereka tidak tahan menyaksikan tindakan homofobik.
Dalam siaran pers yang diunggah di Twitter, para anggota mengatakan bahwa “penggambaran korban yang dituduh sebagai gay dan dieksekusi mati bukanlah sesuatu yang layak untuk dipertontonkan”.
“Kami berusaha menghapus biner gender, memajukan revolusi perempuan serta revolusi gender dan seksual yang lebih luas”.
Mereka mengatakan telah menyaksikan kesadisan pasukan ekstremis di seluruh dunia yang menyerang komunitas LGBTQ, dengan alasan bahwa mereka adalah orang-orang “sakit” dan “tidak wajar”.
The formation of The Queer Insurrection and Liberation Army (TQILA), a subgroup of the IRPGF. Queer Liberation! Death to Rainbow Capitalism! pic.twitter.com/Tp1x2PZ079
— IRPGF (@IRPGF) July 24, 2017
TQILA menekankan fakta bahwa mereka mengenal orang-orang dari semua agama yang “menerima keunikan orientasi seksual, identitas/ekspresi gender seseorang dan bahkan mereka sendiri adalah individu LGBT.”
Aliansi tersebut mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari Pasukan Gerilyawan Internasional Revolusioner (International Revolutionary People’s Guerrilla Force/IRPGF), sebuah koalisi pejuang dari negara-negara asing lainnya. Juru bicara IRPGF Heval Rojhilat, dia mengatakan bahwa pekan ini mereka sudah bertempur di Raqqa, dan banyak rekan mereka berada bersama komunitas LGBT. Milisi ini adalah satu dari banyak milisi lain yang ikut bertempur di samping pasukan Kurdi dan tentara Suriah untuk merebut wilayah Raqqa, basis ISIS di Suriah. (E.T)
Sumber: