Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Pada awal bulan Juni kemarin, pemerintah Malaysia meluncurkan sebuah kontes yang ditujukan untuk generasi muda yang berusia antara 13 dan 24 tahun. Mereka diminta untuk mengirim klip video mengenai topik seperti kesehatan seksual, seks dan internet, dan “gangguan identitas gender”.

Panitia menawarkan hadiah uang tunai hingga 1000 Dollar Amerika untuk para pemenang video terbaik yang dapat menjelaskan homoseksualitas, “kebingungan gender”, dan bagaimana hal tersebut dapat “dicegah atau dikendalikan”.

Kontes video dijadwalkan ditutup pada akhir Agustus. Namun, kompetisi tersebut telah membuat para aktivis marah, mereka percaya bahwa video tersebut akan meningkatkan rasa kebencian dan tindak kekerasan terhadap komunitas LGBT.

Akhirnya, pemerintah Malaysia menghapus kategori yang bertema “pencegahan” homoseksualitas dan transgenderisme dari kontes video tersebut menyusul kritik yang dilakukan oleh para aktivis LGBT.

Deputi Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Lokman Hakim Sulaiman mengatakan, langkah tersebut diambil menyusul sebuah pertemuan antara pejabat kementerian, Dewan Aids Malaysia, para ahli dan perwakilan dari “kelompok populasi kunci”.

Menjelaskan langkah yang diambil, kementerian kesehatan Malaysia menyatakan bahwa kontes tersebut dapat menyebabkan  kebencian dan tindak  kekerasan terhadap LGBT. Maka, panitia penyelenggara kontes  sekarang telah mengganti kategori tersebut kategori gender dan seksualitas.

“Pertemuan tersebut berhasil menghapus kesalahpahaman dan bersama-sama membuat perbaikan terhadap pedoman kompetisi,” kata Lokman Hakim Sulaiman.

Lokman Hakim Sulaiman sebelumnya membela kategori tersebut . Kategori tersebut dipilih karena adanya peningkatan masalah kesehatan seksual dan reproduksi di kalangan remaja, termasuk tingkat aktivitas seksual yang lebih tinggi dan peningkatan penularan HIV.

Dia menambahkan bahwa gagasan di balik kontes tersebut adalah “tidak untuk memilih atau membeda-bedakan” terhadap komunitas LGBT, namun untuk menemukan dan mengidentifikasi kesenjangan dalam layanan kesehatan.

Aktivis dan komunitas LGBT telah menerima keputusan pemerintah ini. Aktivis Transgender Nisha Ayub mengatakan: “Kita harus menciptakan tempat yang aman untuk berdiskusi dan meningkatkan kesadaran. Saya berharap keterlibatan semacam ini dengan pejabat pemerintah  akan berlanjut di lembaga pemerintah lainnya.”

Homoseksualitas adalah subyek yang sangat kontroversial di Malaysia. Mereka yang ditemukan terlibat dalam hubugan sesama jenis  dapat dihukum 20 tahun penjara, dicambuk atau membayar denda.

Pada tahun 2012, negara berpenduduk mayoritas Muslim ini juga merilis panduan untuk membantu mengetahui tanda-tanda awal homoseksualitas. Panduan tersebut menyatakan bahwa anak lelaki i yang merasa cenderung ke arah homoseksualitas akan mulai mengenakan kemeja V-neck yang ketat, sementara anak perempuan akan lebih memilih untuk berekreasi  dan tidur bersama perempuan lain.(R.A.W)

Sumber:

IBT