SuaraKita.org – Pemilik PULSE, sebuah klub malam gay di kota Orlando, Amerika Serikat dimana 49 orang tewas dalam serangan teror tahun lalu, telah mengumumkan rencana untuk sebuah acara peringatan di lokasi tersebut. Serangan yang terjadi bulan Juni tahun lalu juga mencederai sedikitnya 53 orang, sedangkan Omar Mateen sang pelaku tewas di tangan polisi. Peristiwa berdarah ini disebut-sebut sebagai yang terburuk dalam sejarah modern Amerika Serikat. Walikota Orlando, Buddy Dyer menyarankan agar PULSE diambil alih oleh pemerintah kota untuk dijadikan monumen peringatan.
Namun meski ada tawaran sebesar 2,25 Juta Dollar Amerika dari pemerintah kota, pemilik klab malam PULSE, Barbara Poma menolak untuk menjualnya. Barbara Poma, yang awalnya membuka klub untuk mengenang almarhum adiknya yang meninggal karena HIV/AIDS, mengatakan bahwa dia tidak dapat berpisah dengan properti tersebut. Dia mengatakan kepada pers lokal pada saat itu bahwa dia akan membuat “monumen” peringatan permanen di lokasi PULSE. Yayasan milik Barbara Poma, onePULSE, yang dia dirikan segera setelah serangan teror tersebut akan memasok dana yang diperlukan untuk melaksanakan acara peringatan. Lebih lanjut Barbara Poma mengatakan akan mengumumkan rincian acara peringatan tragedi PULSE minggu depan.
Bulan lalu, pemerintah Amerika Serikat memberi negara bagian Florida uang sebesar 8,5 Juta Dollar Amerika untuk mendanai konseling duka cita bagi korban, saksi dan penanggap pertama atas peristiwa yang terjadi di PULSE. Bantuan dari Departemen Kehakiman juga akan mengganti biaya yang dikeluarkan oleh pusat bantuan keluarga yang didirikan tepat setelah penembakan tersebut. (R.A.W)
Sumber: