SuaraKita.org – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump didesak untuk angkat bicara menentang kekerasan yang dialami oleh LGBT di Chechnya. Telah banyak laporan yang menyatakan bahwa sejumlah lelaki gay telah ditahan di kamp-kamp konsentrasi, mereka disiksa secara keji bahkan sampai meregang nyawa. Setidaknya 100 orang telah ditahan dan sedikitnya 4 orang dari mereka telah terbunuh.
Pimpinan LSM yang membela hak-hak LGBT, GLAAD, Sarah Kate Ellis dalam pernyataannya Senin (24/4) lalu mengataan bahwa Donald Trump harus angkat bicara mengenai kekerasan tersebut. Amerika Serikat harus mengambil tindakan tegas dalam menjaga keselamatan LGBT dan menahan mereka yang bertanggung jawab atas aksi kekerasan tersebut. Hak LGBT adalah hak asasi manusia, dan Amerika Serikat diharapkan dapat memimpin upaya melindungi penerimaan LGBT di seluruh dunia.
Kekhawatiran telah meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah dilaporkan bahwa Ramzan Kadyrov, pemimpin Republik Chechnya, telah bersumpah untuk ‘melenyapkan’ semua lelaki gay ‘pada bulan Ramadan’ yang merupakan bulan suci Islam yang dimulai pada tanggal 26 Mei tahun ini.
Sarah juga meminta pernyataan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley pekan lalu melawan kekerasan ‘sebuah langkah ke arah yang benar.’ Pernyataan Nikki Haley muncul beberapa hari setelah mendapat tekanan dari GLAAD. Nikki Haley sejauh ini adalah satu-satunya anggotaorang dalam pemerintahan Trump yang berbicara. Mantan Wakil Presiden AS Joe Biden dan mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton termasuk di antara mereka yang telah mengecam kekerasan tersebut.
Dewan Editorial kantor berita New York Times pada hari Senin juga mengambil topik tersebut dan menyatakan: ‘Kejahatan di Chechnya telah menghadapkan pemerintaran Donald Trump kepada ujian penting mengenai masalah ini di panggung internasional.’ Editorial surat kabar tersebut mendesak Amerika Serikat untuk mengambil tindakan terhadap Chechnya. “Tanpa kepemimpinan Amerika, menempa sebuah konsensus global bahwa hak LGBT adalah hak asasi manusia akan memakan waktu lebih lama. Waktu tidak berpihak kepada LGBT yang hidup dalam teror di tempat-tempat seperti Chechnya.” (R.A.W)
Sumber: