Search
Close this search box.

[Liputan] Pemutaran Film Carol ; Tak Sebatas Dua Perempuan Yang Saling Jatuh Cinta.

Oleh : Dwipa Pangga

SuaraKita.org – Kembali Suara Kita mengadakan acara Pemutaran Film dan diskusi pada  Sabtu sore, 22/04. Kali ini menampilkan sebuah film yang bersetting pada tahun 1950-an berjudul CAROL.  Siapa Carol ? Carol Aird (Cate Blanchett) adalah seorang sosialita. Cara berpakaian, berbicara, dan setiap inchi dalam penampilannya sanggup menggambarkan hal itu.  Ketika Carol sedang berbebelanja untuk membeli mainan boneka untuk anak perempuannya di sebuah departement store di Manhattan tak sengaja mempertemukannya dengan karyawati bernama Therese Belivet (Rooney Mara).

Pertemuan pertama yang membekas di hati keduanya.  Carol sendiri sedang menghadapi masalah dalam pernikahannya yang sedang diambang perceraian dengan suaminya Harge Aird (Kyle Chandler) dan perbuatan hak asuh anak. Satu-satunya hal yang menyebabkan mereka masih bersama adalah putri kecil mereka. Pertemuan Carol dan Therese selanjutnya menumbuhkan rasa cinta keduanya. Kedekatan hubungan mereka terbangun secara apik di film berdurasi 118 menit ini.

Romansa antara Carol yang berusia matang dengan Therese yang muda belia, ditampilan dengan percakapan yang bernas, dengan  setiap detail yang pas ditiap adegan.  Film garapan sutradara Todd Haynes ini telah banyak meraih penghargaan diantaranya  di Festival Film Cannes 2015, dan membuahkan penghargaan Best Actress untuk Rooney Mara. Dan di New York Film Critics Circle (NYFCC) 2015 yang membuahkan  pemenang Best Picture. Namun, itu bukan satu-satunya gelar yang diraih Carol. Film ini juga diganjar gelar Best Director, Best Screenplay, dan Best Cinematography di ajang yang sama.

Menonton film  yang diangkat dari novel berjudul “The Price of Salt” karya Patricia Highsmith, seperti mempertanyakan lagi apakah cinta itu? Apakah cinta punya batasan yang melarang dua insan saling melengkapi hidupnya? Juga mencoba mempertahankan  cinta jauh lebih sulit pada saat mendapatkannya. Polemik cinta antara Carol dan Therese mencoba menjawab semua itu.

Penonton di Suara Kita sehabis pemutaran banyak yang berkomentar, di sesi diskusi setelah pemutaran film ini. Misalnya, ada yang berpendapat sepanjang film tidak ada yang menyatakan bahwa percintaan Carol dan Therese dengan istilah Lesbian, karena memang waktu itu belum dikenal istilah tersebut.  Ada juga yang berpendapat bahwa Carol sebagai sosok perempuan yang tegar ,  mandiri, dan jujur dengan menyatakan cintanya kepada Therese yang  saat itu dianggap langkah yang berani. Serta sosok Carol yang otonom dengan dirinya dan pilihan hidupnya.

Ada juga komentar penonton yang tertarik dengan sosok Therese yang sangat baik diperankan oleh Rooney Mara, yang sangat penuh penghayatan dan bermain  total dalam perannya. Moderator acara  juga mengaitkan isi film dengan semangat Hari Kartini bahwa perempuan bisa mandiri, tidak selalu tergantung dengan laki-laki, dan  otonom dengan hidupnya.

Di penghujung acara MC mengucapkan banyak terima kasih buat pecinta film yang sudah meluangkan waktunya untuk ikut nonton bareng di SuaraKita. Sampai bertemu di Pemutaran Film bulan depan yaa.