Search
Close this search box.

[Liputan] Nonton Bareng Film Moonlight ; Bagaimana Jika Kamu Terlahir Sebagai Seorang Kulit Hitam dan Homoseksual ?

Oleh : Dwipa Pangga

SuaraKita.org – Puluhan orang kawan Suara Kita memadati ruang tamu di Sekretariat Suara Kita, tak sabar untuk mengikuti pemutaran film Moonlight, Sabtu sore, 18/03. Film yang dinobatkan sebagai film terbaik diajang penghargaan film bergengsi Oscar 2017, menjadi daya tarik  buat orang menyaksikan pemutaran  tersebut. Selain mendapat Oscar untuk Film Terbaik, kejutan pun datang dari Mahershala Ali, aktor muslim pertama yang berhasil meraih Aktor Pendukung Terbaik yang berperan sebagai Juan.

Moonlight sendiri berkisah tentang beratnya kehidupan seorang lelaki homoseksual berkulit hitam di Miami, Florida. Kulit Hitam yang minoritas di Amerika. Film ini bertutur dalam tiga babak; saat si karakter masih anak-anak, remaja dan dewasa. Sebagai kulit hitam dan homoseksual, tokoh Chiron  harus menghadapi tekanan dari teman-temannya tentang orientasi seksualnya tersebut. Terlebih Chiron kecil tinggal berdua dengan ibunya yang pencandu narkoba dan hidup dilingkungan yang kumuh dan miskin.

Pertemuan tak sengaja terjadi antara Chiron kecil dengan Juan, seorang pengedar narkoba yang baik hati. Perteman keduanya terjalin manis. Sampai terjadi dialog dimana Chiron kecil bertanya kepada Juan : Apakah artinya Faggot? Yang dijawab oleh Juan bahwa ungkapan Faggot adalah ucapan yang sangat merendahkan  gay dan sangat tidak pantas. Orang boleh sebagai gay, tapi jangan biarkan orang merendahkan orientasi seksualmu dengan menyebutnya faggot, ujar Juan.

Kekuatan film ini selain sinematografimya indah, adalah kekuatan dari adegan-adegan yang penuh emosional. Adegan romantis Chiron dan Kevin di pantai sungguh indah dan tidak murahan. Pun ketika Chiron sudah dewasa dan bertemu lagi dengan Kevin , cinta pertamanya dari SMA tersebut. Banyak dialog-dialog yang dalam dan penuh makna sepanjang film berdurasi 1 jam 51 menit ini.

Perjuangan seseorang untuk memastikan orientasi seksualnya yang sering kali menghadapi bully dari teman-temannya merupakan sesuatu hal yang tidak mudah bagi LGBT dimanapun berada. Film ini dengan jelas membawa pesan penting bagi penonton bahwa tindakan kekerasan baik kekerasan kata-kata atau fisik masih dialami karena orientasi seksualnya yang berbeda. Kekerasan tersebut berdampak kepada individu yang bersangkutan dan bully seperti ini harus di hentikan.

Seperti biasa setelah pemutaran film , dibuka sesi diskusi dengan penonton. Ada beragam tanggapan positif tentang film ini. Ada yang berkomentar bahwa jarang banget film gay yang dimainkan oleh kulit hitam dan dari kelas bawah, karena selama ini yang beredar adalah film gay kulit putih kelas menengah dan bukan kelas bawah seperti yang ditunjukkan Hollywood selama ini.

Ada penonton yang merasa punya pengalaman yang sama dengan Chiron, sama –sama dibully karena ekspresi seksualnya yang gemulai. Dan merasa dengan film ini bisa tercerahkan. Ada yang berkomentar bahwa film ini kekuatannya di kata-kata dan dialog yang membangun mood penonton sepanjang film. Ada penonton hetero yang terbuka pemikirannya setelah menonton Film ini dan menyatakan tidak boleh ada diskriminasi bagi LGBT.

Semua sepakat Moonlight layak mendapatkan Oskar karena ceritanya sangat menarik dan bermutu. Tak terasa waktu membatasi Pemutaran Film Suara Kita Bulan Maret ini.  Kegiatan pemutaran film gratis  yang menjadi ajang bulanan Suara Kita akan menjumpai penikmat film di bulan berikutnya.