Oleh : Dwipa Pangga
SuaraKita.org – Memulai awal tahun 2017, kembali SuaraKita mengadakan acara Nonton bareng dan Diskusi. Acara rutin setiap bulan kali ini memutar Film “The Kids Are All Right”, Sabtu 14/01. Film garapan sutradara Lisa Cholodenko dibintangi aktris-aktris terkenal Holywood seperti Annete Bening berperan sebagai Nicole dan Jules yang dibintangi Julianne Moore.
Diceritakan, Nicole yang biasa dipanggil Nic (Annete Bening) dan Jules (Julianne Moore) adalah pasangan lesbian yang berbahagia dengan dua anak yaitu Joni (Mia Wasikowska) gadis usia 18 tahun dan Laser (Josh Hutcherson) anak laki-laki 15 Tahun. Nic, adalah si “ayah” karena lebih bertindak sebagai pemimpin keluarga dan pencari nafkah sebagai obstetrician, sedangkan Jules adalah si “ibu” yang lebih kalem dan sedikit putus asa menemukan dirinya tanpa pekerjaan yang jelas. Karena rasa penasaran Joni dan Laser mengenai siapa ayah biologis mereka, mereka harus mengetahui identitas donor sperma tersebut. Diam-diam, ketika Joni berulangtahun ke-18, ia dan Laser pergi menemui Paul (Mark Ruffalo) yang merupakan ayah biologis mereka. Tanpa mereka sadari, hadirnya Paul ternyata memberikan ‘keributan’ kecil bagi ketenangan keluarga mereka. Paul lah yang memberikan sumbangan sperma bagi pasangan Nic dan Jules.
“The Kids Are All Right” dianugerahi Golden Globe Award untuk kategori Best Motion Picture – Musical or Comedy, dan Annete Bening dianugerahi oleh Golden Globe Award untuk kategori Best Actress – Motion Picture Musical or Comedy. Film ini juga menerima 4 nominasi Academy Award, termasuk satu kategori untuk Best Picture di Academy Awards ke-83.
Film drama berdurasi 104 menit ini membawa belasan penonton di Suarakita mendapat ‘insight’ baru mengenai pernikahan sesama jenis. Bahwa pernikahan baik pernikahan hetero maupun homoseksual yang didasari oleh cinta dan komitment tidak jarang mendapat badai dalam rumah tangga. Melalui penggalian karakter dalam film terlihat jika sebagai pasangan lesbian Nic dan Jules sama seperti kebanyakan pasangan lainnya juga ada kalanya menghadapi masa-masa sulit dan tetap optimis melewatinya. Kesetiaan hubungan mereka akan teruji.
Nilai-nilai yang dibangun dalam sebuah keluarga misalnya kepercayaan dan saling menghargai akan menjadi pondasi jika menghadapi masa-masa sulit. Anak-anak yang dibesarkan oleh pasangan lesbian pun adalah anak-anak seperti umumnya. Yang harus dihargai setiap keingingan dan cita-citanya. Anak-anak akan mengadopsi nilai nilai keluarganya.
Disesi diskusi setelah menonton film, banyak opini yang dilontarkan peserta. Fajar misalnya mengatakan bahwa dalam setiap hubungan percintaan , jangan sampai individu nya kehilangan jati dirinya sendiri. Dia mencontohkan bahwa Jules yang terlibat selingkuh dengan Paul, bisa disebabkan karena Nic yang terlalu mendominasi hubungan sehingga Jules tidak merasa di hargai.
Sedangkan Yudi berpendapat jika selama ini beredar anggapan kalau pasangan homoseksual tidak bisa mempunyai keturunan, terbantahkan dengan film ini. Dengan kemajuan teknologi medis yang ada , punya anak bukanlah sesuatu yang sulit. Walau ada peserta yang menambahkan ada steriotype anak pasangan homoseksual akan sama dalam orientasi seksual dengan orang tua nya, yang terbantah dalam dalam film ini.
Sementara Ade mengatakan ada tuntutan keluarga untuk pasangan lesbiannya menikah dengan laki-laki hanya untuk status sosial. Untuk punya anak yang diharapkan bisa mengurus dimasa tua. Walau pertanyaan kritisnya apakah kita akan hidup sampai tua dan benar-benar akan diurus oleh anak?
Seiring berjalannya waktu tak terasa diskusi yang mengasikkan ini mesti dihentikan. Sampai jumpa di acara Pemutaran Film SuaraKita berikutnya.