Search
Close this search box.

160630_un_rk-1250x650

SuaraKita.org – Seorang diplomat yang tidak mau disebut namanya mengatakan bahwa Rusia bersikeras untuk menghapus bagian LGBT dalam penyataan Dewan Keamanan kepada Ban Ki-moon yang akan segera mengakhiri masa jabatannya.

Russia, China dan negara-negara lain di timur tengah selama ini secara konsisten menentang gerakan hak-hak LGBT di PBB.

Pernyataan dalam bentuk aslinya, terbaca bahwa Ban Ki-moon bertanggung jawab atas fakta bahwa “perempuan, anak muda, dan komunitas LGBT telah didengar dan dibantu, dan hari ini suara mereka terdengar lebih keras dan lebih kuat di markas (PBB) dan di seluruh dunia. “

Akan tetapi pernyataan yang dibacakan kepada Ban Ki-moon Rabu kemarin tidak memasukkan kalimat tentang LGBT. Yang ada hanyalah kalimat “yang paling rentan atau terpinggirkan telah semakin didengar dan dibantu oleh PBB.”

Sebuah resolusi digunakan oleh Dewan Keamanan pada hari Rabu untuk menghormati Ban Ki-moon dalam upaya luar biasa untuk memecahkan masalah-masalah internasional di bidang ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya, serta upaya untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan dan untuk mempromosikan dan mendorong penghormatan terhadap hak manusia dan kebebasan dasar bagi semua.

Pernyataan tersebut dibacakan oleh Duta Besar Spanyol untuk PBB Roman Oyarzun Marchesi yang juga adalah pimpinan dewan.

Dia menyebut “dua keberhasilan yang luar biasa” dari Ban Ki-moon adalah membahas  goal PBB pada tahun 2030 dan komitmen untuk memerangi perubahan iklim. Hak asasi manusia, dan komitmen untuk bantuan kemanusiaan bagi mereka yang membutuhkan juga disebutkan dalam pernyataan itu.

Ban Ki-moon akan menyerahkan posisinya kepada Antonio Guterres pada 1 Januari, mengakhiri tugas selama satu dekade sebagai sekretaris jenderal.  Dia mengatakan “penyesalan saya yang terdalam ketika meninggalkan kantor adalah masih berlanjutnya mimpi buruk di Suriah”. (R.A.W)

Sumber

pinknews