SuaraKita.org – Hari ini, 1 Desember, masyarakat dunia memperingati Hari AIDS Sedunia. Sebanyak 78 juta masyarakat dunia sudah terinfeksi virus HIV dan ada 35 juta masyarakat dunia yang meninggal akibat virus mematikan ini.
Sebuah vaksin HIV baru yang diberi kode HVTN 702 kini sedang diuji di Afrika Selatan. Diharapkan tahun 2020 mereka berhasil menyelesaikan pengujian vaksin ini dan diakui oleh para peneliti.
Vaksin HIV juga pernah diuji di Thailand mulai tahun 2003. Pada 2009, peneliti mengumumkan bahwa vaksin tersebut 31% efektif untuk mencegah infeksi HIV selama 3.5 tahun kedepan setelah divaksinasi.
Dr Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mengatakan, vaksin HIV cukup efektif untuk mencegah penyakit menular, terutama dari hubungan seksual yang beresiko.
Menurutnya vaksin dapat menjadi alat pencegahan HIV yang aman dan efektif. Vaksin ini bisa melindungi populasi masyarakat yang tinggal di negara-negara yang berisiko tinggi terinfeksi.
Dunia melalui organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UNAIDS berkomitmen untuk mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030 sebagai salah satu tujuan dari Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
“Kita harus menang melawan epidemik AIDS. Namun kita akui jumlah orang dewasa yang terinfeksi HIV tidak menurun, paling banyak wanita muda yang berisiko terinfeksi HIV,” kata Direktur Eksekutif UNAIDS Michel Sidibé dalam keterangan pers di laman UNAIDS.
Dari banyaknya Orang yang terkena HIV/AIDS di Indonesia, ibu rumah tangga menempati tempat teratas. Jumlahnya mencapai 6539 di tahun 2014. Hal ini seharusnya menjadi konsentrasi pemerintahan Jokowi-JK. Data tersebut dikumpulkan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di tahun 2007-2014. Jumlah ibu rumah tangga yang terpapar HIV/AIDS ini jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah sopir truk, pekerja seks komersial maupun sektor pekerja.
AIDS di Indonesia ditangani oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan memiliki Strategi Penanggulangan AIDS Nasional untuk wilayah Indonesia. Ada 79 daerah prioritas di mana epidemi AIDS sedang meluas. Daerah tersebut menjangkau delapan provinsi: Papua, Papua Barat, Sumatera Utara, Jawa Timur, Jakarta, Kepulauan Riau, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Program-program penanggulangan AIDS menekankan pada pencegahan melalui perubahan perilaku dan melengkapi upaya pencegahan tersebut dengan layanan pengobatan dan perawatan. Program PEPFAR di Indonesia bekerja sama secara erat dengan saat ini.
(R.A.W)