SuaraKita.org – Hannah Winterbourne adalah prajurit transgender pertama di angkatan bersenjata Kerajaan Inggris. Setelah bertugas di Afghanistan, dia telah menjadi tentara transgender berpangkat paling tinggi dan satu-satunya tentara transgender yang menjadi perwira.
Ketika menempuh pendidikan di Akademi Militer Kerajaan Inggris di Sandhurst, Hannah yang ketika itu berusia 23 tahun menyadari bahwa dirinya adalah perempuan, namun dia terperangkap dalam tubuh yang salah. Ketika diwawancarai oleh sebuah surat kabar Hannah menceritakan bahwa ketika dia memutuskan untuk bertransisi dia sedang bertugas di Afghanistan.
“Ini tentang menemukan bahwa keberanian untuk melakukannya. Dan itu bukan hal yang termudah di dunia. Saya melakukan ini untuk semua orang di sekitar saya. Tidak ada yang berusaha meredam keinginan saya tersebut.”
Hannah bersyukur bahwa dia mendapatkan dukungan penuh dari kesatuannya, bahkan dia mendapatkan dana tambahan untuk membuat seragam baru setelah masa transisinya.
“Saya pikir, transisi saya akan menjadi kejutan bagi sebagian orang, karena itu bukan sesuatu yang bisa ditemukan setiap hari di kemiliteran. Namun menurut daya orang-orang akan segera sadar bahwa transisi saya tidak akan memberi perbedaan pada tugas-tugas saya. Pada akhirnya saya tetap bisa melakukan apa yang biasanya saya lakukan sebelum saya bertransisi”.
Hannah juga menjadi perwakilan transgender dari angkatan bersenjata Kerajaan Inggris, yang memberikan bantuan dan dukungan bagi tentara trans lainnya. Hannah juga mengatakan bahwa dia memuja kehidupan militer dan ingin selalu berada disana untuk meniti karier kemiliterannya dan menjadi panutan bagi transgender lainnya dalam kemiliteran.
“Menjadi transgender adalah bagian dari diri saya, tapi hal itu bukan yang menentukan siapa diri saya. Banyak aspek lain dan kepribadian saya yang benar-benar mendefinisikan siapa diri saya. Saya bangga menjadi transgender, akan tetapi saya bukan hanya seorang transgender”. (R.A.W)
Sumber