Search
Close this search box.

Gavin Grimm: “Saya Tidak Akan Menyerah”

SuaraKita.org — Gavin Grimm adalah wajah baru di perjuangan lama dalam pengadilan tingkat tinggi Amerika Serikat. Sebuah perjuangan yang memperjuangkan hak-hak LGBT. Seperti para pendahulunya yang juga memperjuangkan hak-hak bagi LGBT, Gavin sebentar lagi mungkin akan membuat sejarah.

Dia mewakili “T” dari LGBT, transgender. Di usianya yang baru 17 tahun Gavin memperjuangkan haknya untuk menggunakan kamar mandi untuk  lelaki di sekolahnya, Gloucester High School, sebuah SMA di bagian tenggara Virginia, Amerika Serikat. Jika disetujui, maka hal ini akan mengarah ke perlindungan hak-hak sipil yang lebih luas untuk lelaki dan perempuan transgender.

Perjuangan hak  atas “penggunaan kamar mandi” disebut telah dilakukan di banyak negara bagian dimana anggota parlemen konservatif berusaha untuk memaksa siswa   menggunakan fasilitas yang sesuai dengan jenis kelamin mereka saat lahir, dan siswa transgender memperjuangkan hak untuk mengikuti identitas gender mereka. Dua puluh tiga negara, termasuk North Carolina dan Texas, telah menentang hak pemerintah dan menafsirkan peraturan sendiri tentang masalah ini tanpa tindakan legislatif atau judicial review.

Gavin sebenarnya tidak akan menggugat sampai ke pengadilan tinggi, akan tetapi ketika dia dipaksa untuk menyerah dengan keputusan dewan sekolah melalui dengan pendapat publik bahwa pada siswa transgender tidak diperbolehkan untuk menggunakan kamar mandi sesuai dengan identitas gendernya pada saat itu, melainkan harus menggunakan kamar mandi yang terpisah dari kamar mandi siswa lain dengan alasan agar tidak melanggar privasi siswa lain adalah hal yang menyakitkan bagi Gavin, dan dia pun merasa bahwa dewan sekolah telah men-stigma siswa transgender dengan menganggap bahwa mereka “berbeda” dan harus dipisahkan dari siswa yang lain.

Minggu ini pengadilan tinggi akan mengulas kembali tuntutan yang diajukan oleh Gavin. Dia berharap dapat memenangkan kasusnya, agar dia dapat menjalani semester terakhirnya tanpa harus memikirkan harus kemana jika ingin ke kamar mandi. Gavin juga berharap agar siswa transgender setelahnya tidak perlu melalui hal-hal semacam ini. Untuk sementara fokus kasusnya adalah tentang diskriminasi dalam pendidikan, namun diharapkan keputusan pengadilan dapat memiliki dampak besar pada bentuk-bentuk lain dari bias terhadap lelaki dan perempuan transgender, seperti dalam pekerjaan, kesehatan dan perumahan. (R.A.W)

Sumber:

usatoday