Search
Close this search box.

andersonSuaraKita.org – Pemerintah Botswana memutuskan untuk menyatakan untuk mencekal dan mendeportasi pendeta Steven Anderson, setelah pernyataannya dalam sebuah acara di radio Gabz FM. Dalam acara tersebut awalnya Pendeta Steven Anderson mengkritisi tentang kecanduan alkohol, namun dalam sebuah kalimat pernyataan yang dilontarkannya dia menyebutkan bahwa gay adalah menjijikkan dan seharusnya dibunuh karena orientasi seksualnya.

Keputusan pemerintah Botswana untuk mencekal Pendeta Steven Anderson mengikuti apa yang dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Afrika Selatan, Malusi Gigaba yang juga melarang pendeta tersebut untuk masuk ke Afrika Selatan.

Pendeta Steven Anderson datang ke Botswana beberapa hari setelah di usir dari Afrika Selatan karena pernyataan kebenciannya. Menteri Malusi Gigaba menyatakan bahwa Pendeta Steve Anderson memprovokasikan kekerasan terhadap homoseksual dan hal itu tidak memberikan kontribusi positif bagi Afrika Selatan.

Ketika diusir dari Afrika Selatan, Pendeta Steve Anderson menulis status di laman facebook Faithful Word Baptist Church miliknya “Saya merasa sedih dan kecewa kepada rakyat Afrika Selatan. Tetapi puji tuhan kita dibukakan pintu penerimaan di Botswana”.

screen_shot_2016-09-20_at_10-10-58_amBotswana memutuskan untuk mencekal dilakukan setelah sebuah petisi yang dilayangkan untuk meminta pemerintah agar melakukan pencekalan mendapatkan lebih dari 2.600 tanda tangan. Bradley Fortuin, wakil dari Perkumpulan Lesbian, Gays and Bisexuals of Botswana, mengatakan bahwa hal tersebut merefleksikan bahwa pemerintah peduli terhadap konstitusi dan perlindungan bagi rakyat Botswana.

Pencekalan ini mendapatkan pujian dari presiden Botswana, Ian Khama yang menambahkan “mereka harus menjemputnya (Pendeta Steven Anderson) dan menunjukkan jalan keluar dari Botswana. Kami tidak ingin pernyataan kebencian di negara ini. Biarkan dia melakukannya di kampung halamannya sendiri.” (R.A.W)

Sumber

Timeslive