Oleh: Wisesa Wirayuda
Suarakita.org – Hari Sabtu, 13 Agustus 2016, Suara Kita mengundang penulis Mario Bastian untuk mengupas karyanya yang berjudul “[1] Kuak, Operasi Melepas Topeng”. Karya ini merupakan buku pertama dari sequel yang berjumlah 7 buku. Sejauh ini baru dua buku yang sudah terbit, buku yang kedua berjudul “[2] Kenang”.
Proses kreatif buku ini terispirasi dari kekasihnya. Buku ini berkisah tentang hubungan mereka. “Proses penulisan buku ini hanya dua minggu.” Tuturnya. Penulis memulai karyanya melalui sebuah forum khusus gay di Internet, dan ternyata minat pembaca akan cerita-cerita yang ia buat itu tinggi. “Waktu itu ada pembaca yang ingin memasang cerita saya di blog pribadinya, dan entah kenapa cerita saya ini menjadi booming. Awalnya saya coba-coba Wattpad, dan ternyata banyak peminatnya dibandingkan forum.”
Di forum tersebut, awalnya Mario menulis untuk konten-konten pornografi, “Namun lama kelamaan, kita menikmati cerita tanpa harus ada pornografinya. Tapi tetap berhubungan dengan LGBT.” Tuturnya.
Seorang peserta diskusi yang pernah membaca buku ini, Fandy, menuturkan pandangannya, “Buku ini adalah gambaran ‘analisis resiko’ bagi teman-teman yang ingin melakukan coming out. Buku ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Buku ini juga lebih progresif dibandingkan buku Lelaki Terindah karya Andrei Aksana. Lebih ideologis.”
Sebuah pertanyaan muncul dari peserta yang lain, Zakh, “Apakah coming out itu perlu?” Mario menjawab, “Coming out itu harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Kalau ragu lebih baik tidak usah. Pada akhirnya topeng memang masih dibutuhkan.”
Peserta lain yang bernama Josh menyampaikan apresiasinya kepada penulis, “Saya senang sih ada buku lain yang membahas LGBT, yang mana sangat jarang di Indonesia. Saya bangga sih ada karya seperti ini di Indonesia. Dan biasanya kan istilah coming out of the closet itu lebih dikenal nah sekarang ada istilah baru yaitu melepas topeng.”
“Harapan penulis dari buku ini adalah buku ini dibaca oleh orang yang belum tahu dan kemudian menjadi tahu, ya meskipun sasaran pembaca saya salah sih karena kebanyakan pembaca saya itu yang sudah mengerti tentang isu-isu LGBT. Saya juga tidak bermaksud untuk ‘kamu harus mengiyakan LGBT’ itu engga, tapi saya hanya ingin memberi tahu bahwa ‘ini ada loh, Tuhan menciptakan LGBT juga’.” tutur penulis.
Buku dapat dipesan langsung melalui Akun Facebook Penulis.