Search
Close this search box.

hande kander

SuaraKita.org – Hande Kader, transgender perempuan berusia 22 tahun tewas dibunuh di Istanbul, ibu kota Turki 8 Agustus yang lalu. Ratusan demonstran turun ke jalan hari Minggu (21/8) menutut keadilan bagi aktivis LGBTI tersebut. Dibawah pengawasan Polisi Anti Huru-hara mereka menggelar poster bertuliskan “mari berjuang untuk keselamatan kita” para demonstran menuhi ruas jalan Istiklal dekat Taksim Square.

Ebru Kiranci, juru bicara dari  Istanbul’s LGBTI Solidarity Association  mengatakan bahwa mereka tidak akan berhenti (berunjuk rasa) sampai orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan Hande Kander ditemukan. Bulan maret lalum kelompok pejuang hak-hak transgender di Eropa mengeluarkan sebuah laporan yang mengatakan bahwa kasus pembunuhan transgender paling banyak terjadi di Turki. Antara Januari 2008 sampai Desember 2015, tercatat 41 kasus terjadi di Turki, sementara Italia menempati urutan ke-dua dengan 33 kasus

Pembunuhan Hande Kader terjadi tak lama berselang setelah pembunuhan Muhammed Wisam Sankari, seorang pengungsi dari Syiria pada 25 Juli lalu. Homoseksualitas sebenarnya legal di Turki semenjak jaman modern. Bahkan ketika dibawah kekaisaran Ottoman di pertengahan abad ke-19. Namun kali ini pemerintah melarang acara tersebut dengan alasan keamanan yang menyulut emosi para aktivis. Padahal, beberapa tahun terakhir, Istanbul Pride  menjadi acara LGBTI terbesar di negara Muslim di Wilayah Eropa.

Demonstran juga meminta masyarakat Turki mengutuk pembunuhan brutal ini seperti mengutuk pembunuhan seorang perempuan muda lain, Ozgecan Aslan, tahun lalu. Para demonstran pun berpendapat bahwa kehidupan seorang transgender perempuan harus sama berharganya dengan kehidupan seorang perempuan cisgender. Ozgecan Aslan, seorang mahasiswi cisgender, dibunuh di Turki selatan setelah diperkosa. Setelah kematian Aslan, puluhan ribu pengunjuk rasa, sebagian besar perempuan, turun ke jalan-jalan kota-kota di seluruh negeri untuk memprotes meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan kegagalan respon pemerintah. (R.A.W)

Sumber

aljazeera