Search
Close this search box.

kapan-masyarakat-indonesia-bisa-menerima-kehadiran-kaum-gaySuaraKita.org – Piaget (Hurlock, 1980) mendefinisikan remaja sebagai usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak sudah tidak lagi berada di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Perubahan intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.

Di dalam kehidupan terdapat sekelompok orang yang memiliki orientasi seksual berbeda. Orientasi seksual menjadi tiga bagian (Supratiknya, 1995), yaitu:

  1. Heteroseksual, yaitu ketertarikan secara seksual pada jenis kelamin yang berbeda, perempuan tertarik pada laki-laki, dan laki-laki tertarik pada perempuan.
  2. Biseksual, ketertarik secara seksual pada perempuan dan laki-laki sekaligus.
  3. Homoseksual, yaitu ketertarikan secara seksual pada jenis kelamin yang sama, perempuan tertarik pada perempuan yang disebut sebagai lesbian, dan laki-laki yang tertarik pada laki-laki disebut sebagai gay.

Masyarakat lebih menerima keadaan seseorang untuk menjadi heteroseksual. Permasalahan yang dihadapi kaum gay di Indonesia adalah mengenai keberadaan kaum gay yang masih terasa asing untuk bisa diterima di lingkungan awam. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa sebagian masyarakat memandang kaum gay adalah simbol kekejian, suatu aib yang memalukan keluarga. Kaum gay tetap memperjuangkan eksistensi diri serta melawan diskriminasi sosial yang ada.

Penolakan yang selama ini dialami membuat para kaum gay ingin menunjukkan kepada banyak orang tentang siapa diri mereka sebenarnya. Pemahaman yang dimiliki masyarakat juga masih minim. Kesenjangan pengetahuan tentang masalah ini menjadikan masyarakat hanya mampu berpikir dan memahami bahwa kenyataan tentang homoseksual adalah fenomena yang aneh, sehingga kemudian menganggap bahwa fenomena tersebut adalah sama saja dengan fenomena yang lain yang pernah mereka ketahui. Penolakan tersebut membuat kaum homoseksual semakin tidak nyaman terhadap keadaan dirinya dan mulai menyalahkan keadaan diri mereka sendiri. Upaya mereka untuk menunjukkan siapa diri mereka menjadi terhambat karena mereka menjadi merasa rendah diri.

Kaum gay memiliki tahap-tahap pembentukan identitas diri, hal ini diungkapkan oleh Vivienne Cass seorang ahli teori psikologi. Penelitiannya didominasi dengan pembentukan identitas homoseksual. Pada tahun 1979, Cass mempublikasikan enam tahap pembentukan identitas homoseksual yaitu Identity Confusion

(Kebingungan), Identity Comparison(Membandingkan), Identity Tolerance (Yakin), Identity Acceptance (Membuka jati diri), Identity Pride (Bangga), Identity Synthesis (Merasa Nyaman) . Tidak semua gay dan lesbian mencapai tahap keenam, tergantung, di dalam masing-masing tahapan, pada seberapa nyaman seseorang dengan orientasi seksualnya. Pembentukan identitas tidak selalu terjadi secara teratur, dan biasanya juga tidak terjadi secara tiba-tiba. Pada batas paling rendah, pembentukan identitas melibatkan komitmen kepada kehidupan dalam dunia kerja, pemilihan ideologi, dan orientasi seksual (Santrock, 2003). Perkembangan identitas di masa remaja, khususnya di masa remaja akhir adalah untuk pertama kalinya perkembangan fisik, perkembangan kognisi, dan perkembangan sosial meningkat pada suatu titik di mana seseorang individu dapat memilih dan melakukan sintesa identitas-identitas dan identifikasi di masa kecilnya untuk mencapai suatu jalan menuju kedewasaan (Santrock, 2003).

Penelitian selalu dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang hendak diteliti. Penelitian ini muncul karena peneliti ingin mengetahui pembentukan identitas orientasi pada remaja gay yang berusaha untuk menemukan siapakah mereka sebenarnya, apa saja yang ada dalam diri mereka, dan arah mereka dalam menjalani hidup.Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana dipaparkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara lengkap tentang tahap pembentukan identitas orientasi seksual pada remaja gay.

Artikel lengkap dapat diunduh di bawah ini

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2016/06/PEMBENTUKAN-IDENTITAS-ORIENTASI-SEKSUAL-PADA-REMAJA-GAY.pdf”]

Sumber : Jurnal PREDIKSI Vol 1, No 2 (2012)