SuaraKita.org – Lahir di kota London bagian selatan 8 oktober 1970 Sadiq khan dibesarkan di keluarga Muslim bersama ke-7 saudaranya. Ayahnya seorang imigran yang berprofesi sebagai supir bus dan ibunya seorang penjahit. Sadiq dibesarkan disebuah keluarga sederhana, setelah menamatkan pendidikan menengahnya di Ernest Bevin School. Disinilah dia “berkenalan” dengan politik. Sadiq terinspirasi oleh kepala sekolahnya Naz Bokhari yang merupakan kepala sekolah muslim pertama di Inggris. Sadiq tersadar bahwa warna kulit atau latar belakang bukanlah penghalang untuk berbuat sesuatu yang berguna bagi kehidupan. Oleh sebab itu pada usia 15 tahun Sadiq menjadi bergabung dengan partai buruh. Akhirnya setelah lulus sekolah menengah Sadiq melanjutkan ke University of North London mengambil jurusan hukum, sebuah jurusan yang awalnya tidak dipilihnya karena dia bercita-cita sebagai dokter gigi.
Kariernya dimulai dengan bekerja sebagai pengacara yang mengkhususkan diri dalam hak asasi manusia. Seringnya Sadiq menjadi pengacara untuk membela kaum minoritas yang kerap kali menghadapi diskriminasi berpengaruh banyak terhadap pandangan politisnya. Dengan pemikiran bahwa jika berada di pemerintahan dan dapat melegislasi hukum dan membuat undang-undang, maka dapat membuat perubahan besar bagi sekian banyak orang ke arah yang lebih baik Sadiq akhirnya meninggalkan kariernya sebagai pengacara dan aktif di partai buruh yang membawanya sampai tingkat parlemen. Sadiq kemudian terpilih sebagai anggota parlemen Muslim pertama di Inggris pada 2005. Kariernya terus meroket hingga menjabat sebagai Menteri Transportasi untuk London
Keterbukaan pandangannya terhadap keberagaman dan ajaran Islam tentang toleransi dan kesetaraan serta masa lalunya sebagai anak imigran yang pernah menghadapi diskriminasi membuat Sadiq berpendapat bahwa setiap manusia harus mendapatkan peluang dan kesempatan yang sama tanpa diskriminasi. Ini yang menjadi dasar dukungan Sadiq kepada LGBT dan kaum minoritas lainnya. Ini juga sejalan dengan paham liberal dari partainya. Sebagai anggota parlemen dan memeluk agama Islam Sadiq ikut menyetujui hukum tentang pernikahan sesama jenis pada tahun 2013 yang menuai kontrovesi. Walaupun mendapat kecaman baik dari orang-orang yang anti LGBT ataupun warga Muslim sendiri tidak membuatnya gentar. Hal ini juga disampaikannya didalam kampanyenya saat menjadi walikota London, bahwa ia ingin menyatukan semua warga London yang sangat majemuk, bukan memecah belah dan hal itu membutuhkan rasa toleransi antara yang satu dengan yang lainnya. Dan janjinya kepada warga LGBT london adalah kepastian hukuman terhadap kejahatan atas dasar kebencian, homofobia, peningkatan layanan kesehatan untuk menghambat penularan HIV/ADIS serta membongkar stigma tentang penyakit mental. “Saya berdiri bahu-membahu dengan komunitas LGBT London. Aku tahu bagaimana rasanya menjadi berbeda, tumbuh dengan warna kulit dan menganut agama berbeda dengan kebanyakan warga London lainnya” jelas Sadiq dalam kampanyenya.
Dan ketika akhirnya terpilih dan dilantik menjadi walikota pada awal mei 2016 Sadiq menunaikan janjinya secara simbolis sebagai wujud dari keinginannya membuat London menjadi tempat yang toleran dan adil khususnya bagi masyarakat LGBT dengan mengibarkan bendera pelangi di halaman balaikota pada hari peringatan IDAHOT tanggal 17 mei 2016.
Sumber: