SuaraKita.org – Lahir di kota Detroit Amerika Serikat tahun 1954 dengan nama Sidney Thompson, Daayiee Abdullah dibesarkan di keluarga Kristen. Akan tetapi kedua orang tuanya memberi pengertian kepada dia dan 8 saudara-saudarinya untuk mempelajari agama lain. Karena menurut mereka, seseorang harus beragama agar memiliki sisi spiritual dalam hidup mereka. Melela di usia 15 tahun merupakan sebuah keputusan sulit bagi Daayiee, walaupun orang tuanya cukup berpikiran terbuka namun mereka memiliki kekhawatiran mereka salah memperlakukan Daayiee.
Daayiiee mempelajari dan memilih masuk Islam ketika menjalankan studi di Universitas Beijing, China di awal tahun 80-an. Ketika itu dia bertemu teman satu kelasnya seorang warga negara China yang beragama Islam. Daayiee diperkenalkan kepada agama Islam yang selama ini hanya sekilas dipelajarinya. Semenjak itulah dia memilih untuk memeluk agama Islam.
Sekitar tahun 2000 Daayiee bergabung ke dalam sebuah grup online Muslim Gay Man. Kevokalan Daayiee dalam diskusi diskusi tentang homoseksual dalam agama Islam membuatnya cepat dikenal di kalangan anggota grup tersebut. Dia percaya, seorang gay Muslim yang melela dalam komunitas Muslim adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan kesadaran minoritas gay dalam komunitas itu. Daayiee telah menghabiskan lebih dari 10 tahun terakhir mencoba untuk menjembatani kesenjangan antara Islam dan homoseksualitas. Dia telah mengalami masalah dari kedua kelompok Islam konservatif dan kelompok anti-gay. penafsirannya tentang ayat-ayat Qur’ani telah membantu dalam menjembatani kesenjangan ini.
Menurutnya, untuk menjadi gay dan Muslim sekaligus dapat dianggap sebuah kontradiksi oleh masyarakat. Tapi dalam kenyataannya, itu adalah formulasi yang menunjukkan keragaman dalam Islam; bahwa orang bisa datang dari berbagai latar belakang. Quran mengatakan untuk melihat ke alam dunia. Dan dari itu, orang-orang dapat melihat keragaman dan memahami bahwa pemahaman tentang Allah menciptakan dunia dan alam semesta dengan penuh keragaman; tetapi mereka menemukan kesatuan, yaitu tauhid. Seiring waktu ia mulai merangkul keragaman ini dan terpilih dirinya sebagai pemimpin yang memberikan suara bagi masyarakat minoritas dalam Islam dan menjadikan dia sebagai imam pertama di Amerika yang melela sebagai gay. Daayiee Abdullah juga membangun sebuah masjid yang ramah LGBT An-Nur Al-Isslaah. (Radi Arya Wangsareja)
Sumber