Search
Close this search box.

[Cerpen] Beraninya Pake Foto Artis Korea

Oleh: Sunako Nakahara*

Suarakita.org – Lea terdiam. Tak lama bibirnya menyunggingkan seulas senyum. Senyuman yang agak sinis, hampir sangat sedikit sekali yang ia tarik pada ujung bibirnya. Perubahan mendadak pada Lea membuat Andrea keheranan.

Sebetulnya ia enggan menanyakan hal ini secara langsung, mengingat raut wajah Lea yang sulit ditebak. Biasanya sih ada sesuatu yang ‘menarik’.

“Lea, kamu kenapa?”

“Nggak kenapa-kenapa kok, Ndre.”

“Ayolah, cerita sama aku. Ada apa? Aku merhatiin kamu loh daritadi.”

“Kamu diam-diam merhatiin aku? Kurang kerjaan banget.”

“Duh …, apa salahnya sih merhatiin pacarku sendiri?”

“Emang kita pacaran ya? Kapan? Aku ingetnya masih jomblo aja. Belum move on dari mantan, kayaknya.”

“Lea, kamu kebangetan ya!”

“Ssttt …. Cukup, Ndre, cukup. Aku cuma becanda. Kalau dilanjut nanti ini bakalan jadi naskah drama ngalahin Uttaran. Bukan jadi lomba ikutan cerpen.”

“Oh, ceritanya kita lagi mau dijadiin cerpen ya? Kirain mau jadi skenario sinetron terbaru di tivi. Oke skip. Ayo cerita buruan.”

“Begini loh sayang, barusan aku cek Facebook terus ada orang asing yang kirim pesan sambil marah-marah gak jelas gitu.”

“Marah ke kamu? Kenapa emang? Ah!! Kamu abis nge-frontal-in orang lagi ya di grup makanya ada yang kesel sama kamu.”

“Eits, jangan suudzon kali. Emangnya aku kayak si SN yang hobi frontal di status. Engga week. Ini orang marah-marah gak jelas cuma karena aku gak ladenin permintaan dia.”

“Minta apa?”

“Minta foto.”

“Foto apa?

“Foto… ada deh,” mata Lea memutar, tampak berpikir.

“Jangan bilang orang itu minta foto kamu lagi buka-bukaan ala Ariel – Cut Tari!” sergah Andrea kemudian.

“Iya kok tau? Tapi aku mau kasih foto lagi buka cemilan aja. Ini apa banget deh ngawur. Orang itu minta liat foto asli aku.”

“Oalah.. Aku kira apaan. Yaudah sih kasih liat aja, apa susahnya?”

“Enak aja! Ya aku gak mau kasih lah. Siapa dia? Buat apa? Gak ada manfaatnya buat aku.”

“Emang kenapa gitu kamu pelit banget soal foto doang. Aku juga penasaran kenapa dari awal kita kenal di Facebook, kok gak pernah liat kamu pajang foto asli. Pake foto orang Korea mulu.”

“Bawel deh. Yang penting kan sekarang udah liat aku secara langsung. Gak pake liat foto asli juga kamu tetep naksir kan sama aku, buktinya ngedeketin aku duluan. Cieee.”

“Argh. Stop it! Jangan buka rahasia. Aku malu sama yang baca. Langsung aja cerita. Sekarang!”

“Baiklah, baiklah. Simak baik-baik ya. Pada zaman dahulu .…”

***

Februari 2011

Lea remaja, baru saja selesai membuat akun Facebook khusus diperuntukkan mencari teman sesama lesbian.
Ya, ia adalah seorang lesbian muda dengan ciri bermata sipit dan berkacamata, mempunyai lesung pipi di sebelah kanan serta gingsul yang menghiasi wajahnya yang oriental. Lea adalah perempuan yang cantik, sebagai seorang lesbian.

Meskipun tergolong cantik, ia merupakan gadis remaja yang tidak terlalu pandai bergaul. Maka dari itulah dia membuat akun Facebook dengan tujuan bisa memperoleh banyak teman, meski pun hanya dari dunia maya.
Nama akunnya adalah, Azalea Januar Fahlefi. Azalea adalah nama asli sementara nama belakangnya hanya mengikuti saran dari sang kekasih, yang juga hanya sekadar nama fiktif. Lea memasang foto profile bertiga dengan teman-temannya, ketika mereka sedang mengikuti pertemuan fansclub sebuah band, tepatnya di daerah Senayan.

 

Lea, Mei dan Tara.

Mei seorang gadis cantik yang parasnya mirip dengan seorang bassis di sebuah band, berinisial KOTAK. Sementara Tara, seorang gadis tomboy dengan penampilan yang ‘macho’ sekali. Dia sering diledek sebagai salah satu personil dari sebuah duo. Iya, tebakan kalian benar. Duo yang dimaksud adalah T2.

Lea memerhatikan foto itu dengan seksama dan kemudian terpikirlah sesuatu, “Tara kayaknya lesbian juga, deh.”

Tidak ingin menerka-nerka sendiri, Lea menghampiri kekasihnya yang bernama Revan, seorang gadis tomboy sama seperti Tara.

“Yang, liat deh foto ini!”
Ia menunjukkan ponselnya pada Revan.

“Kenapa?”

“Coba perhatiin baik-baik.”

“Wah, yang tengah cantik juga ya,” kata Revan sedikit menggoda.

“Woy, matanya jangan jelalatan!”

“Katanya tadi suruh perhatiin tapi sekarang malah ngomel. Gimana sih?”

“Maksud aku liat yang pojok kiri, bukan yang tengah.”

“Oh yang tomboy itu. Kenapa?”

“Gini, mereka itu teman satu fansclub aku. Kok aku curiga yang tomboy itu, namanya Tara, sama kayak kamu ya.”

“Kayak aku gimana maksud kamu?”

“Ya …, dia itu butch. Kayak kamu. Kayak kita, lesbian juga.”

“Ahh kamu ini. Jangan mengira sembarangan. Gak baik. Barangkali dia cuma tomboy aja.”

“Tapi feeling aku bilang dia sama kayak kita.”

Gadis itu tetap kekeh pada pendapatnya.

“Lea, dengerin aku. Gak semua tomboy itu lesbian dan gak semua lesbian itu tomboy, ya kan?” Revan menegaskan.

“I-iya sih. Tapi kan .…”

“Tapi apa? Emangnya kalo dia ternyata butch juga, kamu mau apa? Mau PDKT sama dia?”

“Enggak lah. Ngaco! Kalo dia beneran butch berarti teman lesbian aku ada langsung di dunia nyata. Keren.”

“Terserah kamu aja deh.”

***

Sebelumnya Lea sudah mempunyai akun Facebook yang dibuat sejak tahun 2009, daftar pertemanannya berisi teman sekolah, serta teman fansclub, termasuk Tara. Saat muncul akun Tara di beranda, tergerak hati Lea untuk melihat-lihat postingannya. Namun berhubung kemampuan stalking Lea dulu belum hebat, alhasil ia tidak menemukan sesuatu yang dapat memenuhi rasa penasarannya tentang Tara.

Pernah suatu hari, matahari bersinar cerah, angin berhembus pelan, daun-daun gugur, burung-burung berkicau riang, tiba-tiba terdengar pekik tertahan dari bibir Lea.
Bermula saat ia sedang asik bermain Facebook di handphone-nya, Lea melihat sebuah nama di daftar permintaan pertemanan.

‘Tara Unyu Wimaholic’

“Loh. Ini kan si Tara. Ngapain dia kirim permintaan pertemanan? Kan dia udah lama berteman sama gue di Facebook. Kayaknya gue gak hapus dia deh.”

Ketika Lea memerhatikan dengan saksama postingan teman-teman di beranda, barulah ia sadar dan menjerit.
“Astaga! Gue kan lagi online di akun AJF. Ini kan akun lesbian. Kenapa si Tara bisa nemu coba? Mati gue, mati!

Tanpa berpikir panjang, Lea langsung mengirim pesan singkat ke Mei. Untuk meminta kontak Tara dan di saat yang bersamaan, Lea mengirim pesan ke Tara tiba-tiba masuk sebuah pesan.

“Lea ya? Ini gue Tara.”

“Lah, barusan aja gue kirim pesan ke elo. Tau nomor gue darimana, Tar?”

“Minta sama Mei. Elo juga tau nomor gue dari mana?”

“Sama. Minta ke Mei juga. Eh ada apa, Tar?”

“Itu … gue mau nanya soal Facebook. Elo punya berapa akun, Lea?”

“Emang kenapa, Tar?”

“Tadi gue nemu akun gitu namanya AJF, terus foto profilnya itu kita bertiga sama Mei. Itu akun elo bukan?”

“Hm, iya itu akun gue. Elo bisa tau akun itu dari mana?”

“Gue lagi buka fanpage gitu, terus nemu akun itu deh. Fanpage …, lesbian. Emang elo lesbian, Le?”

“Hm, seriusan tuh elo nemu dari situ? Elo juga ngapain buka fanpage kayak gitu sih, Tar?”

“Yaaa, namanya cari teman mah dimana aja dong, Le. Jadi bener elo lesbian nih?”

“Bentar. Lo nyari temen di fanpage lesbian, berarti elo lesbian dong, Tar?”

“Iyalah. Gak liat apa gue ganteng gini. Macho kan. Masa iya gue demennya sama laki?”

“Ya ampun, Tara. Jadi dugaan gue bener dong selama ini?!”

“Dugaan apa?”

“Dugaan kalo elo itu lesbian, butch. Sama kayak pacar gue. Gue udah bilang ke dia tapi dia meragukan. Ternyata bener kan tebakan gue.”

“Lea. Elo pacaran sama butch? Berarti elo .…”

“Iya, Tar. Kita sama. Jangan bilang siapa-siapa ya.”

Lea memberitahukan tentang rahasia ini kepada Revan dan barulah Revan percaya dengan ucapan Lea.

***

“Nah, jadi alasan aku gak mau pasang foto asli di Facebook ya karena gak mau kejadian kepergok lesbian itu terulang lagi, Sayang.”

“Ohh gitu toh ceritanya. Aku pikir kenapa kamu gak mau pake foto asli. Lalu gimana sama orang yang marah-marah ke kamu karena urusan foto? Dibiarin aja”

“Bodo amat deh, Yang. Haters gonna be hate. Yang penting aku gak merugikan siapa pun kan. Sebentar ya sayang, aku mau ke toilet dulu terus abis itu kita pulang. Aku udah puas wifi-annya. Hapeku tolong pegangin.”

Terpampang di layar handphone Lea sebuah pesan berisikan, “Heh, mana foto asli elo? Beraninya pake foto artis Korea. Pasti muka elo jelek banget makanya gak pede atau elo itu cowok? Ngaku aja deh. Dasar cewek jejadian!”

Tamat.

 

*Penulis adalah juara ke-dua dalam lomba cerpen yang diadakan oleh salah satu group LGBTIQ+Indonesia di Facebook. Sapa penulis lewat akun Facebook-nya di sini.

Bagikan

Cerpen Lainnya