Search
Close this search box.

[Liputan] Tiga Buku Pemenang Sayembara Manuskrip Buku Puisi DKJ 2015 Diterbitkan

 

Oleh: Wida Puspitosari

SuaraKita.org – Penerbit Gramedia Pustaka Utama resmi mengumumkan penerbitan tiga buku Pemenang Sayembara Manuskrip Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta 2015, pada kemarin, Selasa (10/5), di Amber Chocolate Bar, Senopati, Jakarta Selatan.

Ketiga buku tersebut adalah Sergius Mencari Bacchus, karya Norman Erikson Pasaribu (Pemenang I), Kawitan, karya Ni Made Purnamasari (Pemenang II) dan Ibu Mendulang Anak Berlari, karya Cyntha Hariadi (Pemenang III). Ketiganya terpilih sebagai pemenang dari total 574 manuskrip yang masuk, dengan penjurian yang dilakukan oleh tiga sastrawan kenamaan Indonesia: Joko Pinurbo, Mikael Johani dan Oka Rusmini.

Pada liputan kali ini, redaksi Suara Kita berkesempatan untuk mengenal Sergius Mencari Bacchus karya Norman Pasaribu yang menaruh kelompok-kelompok marjinal seperti transgender, lesbian dan gay sebagai tema utamanya. Norman menuturkan, “Saya ingin mengulas lebih dalam mengenai kehidupan-kehidupan kelompok marjinal dalam puisi. Di dalam kumpulan puisi saya, ada satu puisi berjudul Merebus Mie Instan di Ujung Pelangi yang mengisahkan seorang transgender kehilangan temannya yang juga transgender karena tewas terbunuh. Hal-hal sederhana begini bagi saya patut diungkap melalui sajak untuk merangsang sensitivitas para pembaca dalam konteks yang lebih luas”. Pada tataran isi, Sergius Mencari Bacchus menampilkan kisah-kisah yang disampaikan dengan nada ringan, ironis tapi cerdas – sehingga mampu mengundang si pembaca untuk menyelami suasana yang kuno hingga kekinian dalam bingkai high culture dan pop culture.

Acara media gathering dan soft launching ketiga buku puisi ini dihadiri oleh beberapa awak media dan komunitas pecinta sastra serta diakhiri dengan sesi tanya jawab terkait proses kreatif dan kesan-kesan ketiga penulisnya. Terbitnya buku Pemenang Sayembara Manuskrip Buku Puisi DKJ 2015 ini diharapkan dapat menggairahkan animo puisi Indonesia, yang akhir-akhir semakin berpendar dengan datangnya generasi-generasi baru pewarta puisi.