Oleh : Tom Boellstorf*
Suarakita.org- Ribuan laki-laki Indonesia saat ini diidentifikasi sebagai “gay” sekaligus “Muslim.” Lantas, bagaimana orang-orang tersebut memahami hubungan antara agama dan seksualitas? Bagaimana pemahaman ini mencerminkan fakta bahwa mereka hidup dalam bangsa yang merupakan rumah bagi Muslim yang jumlahnya melebihi bangsa lain?
Dalam artikel ini, saya berkutat dengan pertanyaan ini lewat kajian etnografis mengenai Muslim gay. Saya memperdebatkan norma sosial yang dominan menerjemahkan gay yang Muslim bersifat saling “melanggar tata bahasa” (ungrammatical) satu sama lain dalam ruang publik yang krusial untuk kehidupan Muslim di Indonesia.
Dengan mempelajari doktrin, tafsir dan komunitas, saya menggali bagaimana subjektifitas terbentuk dalam ketidakterbandingan (incommensurability) antara agama dan hasrat.
Artikel lengkap bisa diunduh di bawah ini
[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2016/04/JT2-Antara-Agama-dan-Hasrat-J10.pdf”]
*Tom Boellstorf adalah professor di bidang Antropologi di Stanford University dan University of California. Jurnal ini pernah dipublikasikan di Jurnal Gandrung Vol. 1 No. 1 Juni 2010 dan diterjemahkan oleh Tony, Dosen Universitas Surabaya.